Dua belas

2.1K 321 24
                                    

Happy reading!🍁

"Itu sih perut kamu yang kaya karet," ejek Mark.

Rose tidak marah, karna itu memang fakta. Rose memakan masakan Mark sampai habis. Karna ini benar benar enak lebih enak dari pada masakan Rose.

"Rose ini serius aku baca 4 buku paket sekaligus?" tanya Mark mereka duduk lesehan dibawah didepan TV.

"Iya, tapi bisa di rangkum dulu. Terus belajar nya di cicil dikit dikit," ujar Rose tanpa menoleh, karna ia sudah mulai sibuk dengan bukunya.

"Kamu ngomongnya gampang banget, tapi ini susah Rose."

"Belajarnya besok aja ya, masih ada kok hari esok kok Ya?" Sambung Mark sambil memasang wajah memelas

Rose menghentikan aktivitasnya kemudian menatap Mark,"Ngeluh mulu kapan bisanya? tadi aku kan udah bilang belajarnya di cicil"

"Iya, iya" Mark dengan kesal mulai mengerjakan apa yang Rose bilang.

"Kak udah selsai?" tanya Rose

"...."

"Kak"

"...."

merasa tidak mendapat respons sama sekali, Rose menoleh ke arah Mark yang duduk di sampingnya.

Rose terdiam saat melihat Mark tertidur pulas, dengan kepala bersandar pada tangan yang di lipat sebagai alas di atas meja menghadap ke arah samping. Arah rose.

Rose ikut bersandar menghadap Mark, ia bisa melihat kulit wajah Mark dari dekat dengan begitu jelas.

Ia memandangi wajah Mark dalam dan lekat. Seperti yang rose ketahui sebelumnya, Mark ini blasteran Indonesia-Amerika. Rose bisa melihat Mark memiliki garis rahang yang tegas, alisnya yang tebal, hidung mancung, bibir kemerahan tipis dan penuh dengan kulit yang putih dan rambutnya yang blonde. Tidak kalah tampan dengan wajah idolanya.

Tangan rose bergerak tanpa ragu membelai rambut Mark pelan, kemudian turun ke pipi mengelusnya lembut lalu mencubit dan menariknya keras, membuat Mark terbangun dari tidurnya.

"Akhhh!..... aduh! jangan di tarik!....akhhh sakit!" Mark menepis tangan rose kemudian mengelus pipinya yang kemerahan akibat ulah Rose.

"Rose kasar banget sih, haduh sakit"

"Pffffttttt..... hahahaha"

"Malah ketawa lagi nggak ada rasa bersalahnya sama sekali."

"Lemah," cibir Rose.

"Kamu bilang aku lemah?" tanya Mark tidak percaya, sedetik kemudian...

"AKHHHH! KAK SAKIT!.... ADUHHH LEPASSS!..." Rose mengaduh kesakitan, Mark menarik pipi Rose tanpa aba-aba.

"KAK LEPAS!" Protes Rose, saat Mark tidak kunjung melepas tangan nya dari pipi Rose. ia malah semakin menariknya memainkannya sampai rasanya pipi Rose hampir mati rasa.

"Biarin biar tambah tembem."

"Ih! Sakit!" Rose dengan sekuat tenaga berhasil menepis tangan besar Mark dari pipinya.

"Aduh Sampek merah gitu, sini kakak obatin," ujar Mark dengan wajah prihatinnya

Cup....

Mark secepat kilat mendaratkan kecupan singkat di pipi rose.

Rose mengedipkan matanya berulang kali sebelum membulat sempurna, pipi rose langsung sembuh saking kagetnya.

"DASAR MODUS!" teriak Rose wajahnya memerah antara kesal dan malu.

Mantan Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang