Sepuluh

2.5K 364 21
                                    

Happy reading!🍁

Senyum manis di wajah Mark tidak pernah luntur ketika mengingat momennya tadi bersama Rose. Sesekali ia bersiul dan mengulum bibir mencoba menahan senyum. Menghindari tatapan siswa yang memperhatikan Mark sedari tadi.

Mark sebenarnya risih setiap hari, setiap saat, dia menjadi bahan obrolan bagi murid tukang ghibah. Tapi karena terbiasa jadi dia tidak terlalu menanggapinya.

"Hai bro!" Mark merangkul bahu Jungkook. Jungkook yang sejak tadi menunduk membaca buku. menatap Mark bingung sekaligus gugup plus takut.

"K-kak?"

"Kook maaf, ya. Kemarin gue ngerusak kaca mata lo, lo mau gue ganti pakai kaca mata baru atau uang langsung? supaya nanti Lo bisa beli kaca mata yang lo suka," tanya Mark.

Jungkook diam tidak memberi respon apa-apa.

"Diem berarti iya. Ini uang buat lo beli kaca mata baru." Mark memberikan uang langsung ke tangan Jungkook tanpa menunggu jawaban pria itu.

"Bye Jungkook! ... makasi ya!" teriak Mark

Makasi. karna lo gue bisa lebih deket sama Rose lanjutnya dalam hati, meninggalkan jungkook yang masih bengong menatap punggung Mark yang mulai menjauh.

Kelas yang semulanya riuh dan ramai karna tidak ada tanda tanda guru yang mengajar. Sekarang senyap, sepi dan tenang ketika Mark memasuki kelas. Puluhan pasang mata memperhatikan gerak gerik Mark tanpa berkedip.

Mark menggubris bisikan bisikan yang mulai terdengar. Ia memilih duduk di bangku pojok paling belakang didekat jendela. Tangannya bergerak menyumpal kedua telinganya dengan headset yang terhubung ke ponselnya. Kemudian mencari posisi nyaman untuk tidur.

"Mark." Jinyoung menepuk pundak Mark.

Mark menghela nafas ia melepas paksa headset nya kemudian mendongak malas ke arah Jinyoung,"Apa?"

"Tadi di cariin Rose, udah ketemu sama anaknya?" Mark mengangkat sebelah alisnya kemudian tersenyum.

"Yee tuyul! ... di tanyain malah senyum senyum,"tegur Jinyoung.

"Udah sana minggir! Ganggu lo. Gue mau tidur, " usir Mark. Sambil mengibaskan tangannya ke arah cowok di depannya. Kemudian melanjut menutup mata.

"Nggak jelas banget lo!"

Rose, Sila dan Una saat ini tengah berjalan beriringan menuju kantin, sesekali mereka mengobrol satu sama lain.

"Rose!" Panggilan itu membuat ketiganya berhenti dan menoleh ke belakang.

"Jaehyun?" gumam Rose, saat Jaehyun berlari kecil menghampirinya.

"Rose, gue mau ngomong sama lo, cuma berdua," kata Jaehyun.

Sila dan Una menatap ke arah Rose "kalian duluan aja nanti gue nyusul" ucap Rose.

"Mau ngomong apa Jae," tanya Rose. 

"Emm ..." jaehyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. kemudian menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya keras.

"Emm ... Rose gue mau ngomong. Gue suka--"

"Ekkhem..." Seseorang terbatuk  keras menyela ucapan Jaehyun menatap cowok itu dengan tatapan tidak suka

Saingan gw nambah mulu perasaan, nggak kiming tukang gombal, Jungkook si kutu buku dan ini lagi satu playboy cap kaki tiga anjir. Besok siapa lagi?! Teriak Mark dalam hati, rasanya Mark ingin menghilangkan semua manusia berbatang di muka bumi ini yang coba deketin Rose.

"Rose ikut gue sebentar." Mark menarik paksa tangan Rose. Membawanya menjauh dari Jaehyun, sejauh mungkin.

"Kak. Jaehyun belum selesai ngomong tadi masak ditinggal?" protes Rose mencoba melepas paksa genggaman tangan Mark.

"Rose gue bilangin ya, lo jangan deket deket sama dia." peringat Mark menatap Rose tepat di manik mata gadis itu dengan wajah yang berubah datar.

"Emangnya Kenapa? Jaehyun baik kok"kata Rose.

"Pokoknya nggak boleh deket deket."

"Dih ... emangnya situ siapa ngatur ngatur?" sewot Rose menatap tidak suka Mark.

Gue tuh cemburu sama lu Rose. Peka dong! Mark mendengus dalam hati. Ingin rasanya ia teriak sekencang kencangnya bahwa ia 'cemburu'. Tapi Mark gengsi. Jadi ia tahan, untuk sementara.

"Ehh ... mau kemana?" Mark mencegah Rose saat gadis itu ingin pergi.

"Mau ke kantin."

"Nggak usah" Mark mengedarkan pandangannya mencari seseorang.

"Woy! Joko! ... Sini lo!" teriak Mark pada cowok yang berada tidak jauh dari mereka.

Joko menghampiri Mark dan Rose segera "Iya kak ada apa?" tanyanya.

Joko ini adik kelas Mark, setingkat dengan Rose. Ia satu satunya adik kelas yang berani menatap Mark, karena ia tau aslinya Mark. Singkatnya Joko ini tetangga Mark jadi ia tau sikap cowok itu saat sudah berada di rumah.

Mark merogoh saku celananya mengambil dompet dan memberikan uang kertas 20 ribu pada Joko. Hanya uang ini yang tersisa di dompetnya, sebab tadi ia harus mengganti kaca mata milik Jungkook.

"Nih ... beliin Rose bakso sama air mineral. Kembalinya ambil aja."

"Dih anjir! Apaan kembaliannya cuma dua ribu baru dikasi ke gue. Dasar ganteng-ganteng pelit! "cibir Joko.

"Jadi orang tuh harus banyak banyak bersyukur Joko. Masih mending gue kasi uang dua ribu sama lo dari pada nggak sama sekali kan?"

"Serah, dah."

"Nanti kalo udah, lo antar ke Rooftop. Gue sama Rose ada di sana. Makasi Joko. Lo bantuin gue, pahala lo nambah banyak." sambung Mark kemudian melenggang pergi dengan rose yang mengekor di belakangnya.

"Kak."

"Em?"

"Sikap kakak SMA yang lain kok gitu? Sedangkan sama gue kok beda?" tanya Rose. Ia ingin menuntaskan pertanyaan yang bersarang di otaknya sejak tadi.

"Itu karna lo orang yang masuk daftar list gue. Sebagai seseorang yang spesial" ujar Mark pelan dan itu mampu membuat jantung Rose berdebar kencang.

"Tapi kok masih lo-gue sih? itu terlalu kasar buat orang yang kakak bilang spesial. Kenapa nggak pakai aku-kamu aja? Nggak romantis banget jadi cowok." cibir Rose

"Kemarin katanya geli pakai aku-kamu, sekarang malah protes" ujar Mark menatap Rose jengah.

Emang susah ya kalo berurusan sama cewek, banyak maunya. Untung sayang. batin Mark

"Ya itu kan kemarin! sekarang beda lagi," kata Rose nyolot.

Sabar gue tuh- Mark

-TBC-

VOT!
👇🏻⭐

Mantan Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang