Dua puluh satu

1.5K 240 33
                                    


"Yah!" Rose menghampiri Suho yang tengah berada di ruang keluarga.

Disana juga ada Irene didekatnya dan Junkyu yang duduk di bawah disamping kaki Irene sambil bermain ponsel.

"Apa?" saut Suho.

"Ayah kenal Om Rey?"

Suho yang tadinya asik bercanda dengan Irene lantas menoleh, "Rey? Rey Siapa?"

"Om Reymon."

Suho menatap Rose terkejut sekaligus heran, berbagai pertanyaan muncul di otaknya. Kenapa Rose bisa kenal teman  bisnisnya itu? Yang Suho tau dia masih berada diluar negeri sekarang.

"Iya ayah kenal. Kenapa nanyain dia?" Bukannya menjawab pertanyaan Suho, Rose malah memberikan fakta yang mengejutkan.

Mata Rose berbinar "Om Rey itu Daddy nya kak Mark yah!"

Mata Suho melebar karena terkejut, " jangan ngada-ngada, tau dari mana kamu?" tanya Suho serius menanti jawaban Rose.

"Tadi Rose habis dari rumah kak Mark."

"Wah, kak Ros udah mulai berani main-main ke rumah cowok Yah. Marahin Yah, marahin." Rose melempar bantal kearah Junkyu, kesal. Bisa banget tuh, adiknya jadi kompor saat seperti ini.

Rose terkekeh saat bantal yang dia lempar tadi mendarat tepat di wajah Junkyu. "Rasain!"

Junkyu berdecak kesal, "ck, muka ganteng gue berasa nggak ada harga dirinya kalo deket lo."

Irene terkekeh mendengar ucapan anaknya yang terlalu percaya diri membanggakan wajah tampannya, kelakuannya sama persis seperti Suho.

"Kakak kamu kan udah gede, udah pantes buat cari pacar," kata Irene.

"Bunda mah, kerjaannya belain kak Ros mulu! Tuman nanti orangnya dimanjain terus!" ucap Junkyu kesal.

"Makanya kamu juga cari pacar dong, masak kerjaannya nge game mulu kapan dapet pacarnya?"

Kadang mereka heran dan juga senang dengan sikap Irene. Sebegitu ngebetnya kah, melihat anak-anaknya memiliki pasangan? sampai Junkyu yang baru kelas dua SMP diperbolehkan pacaran.

Sikapnya memang sangat berbanding terbalik dengan Suho.

"Terus dia nanya apa aja ke kamu?" Suho terlihat antusias saat bertanya. Ia rindu dengan temannya yang sudah ia anggap sebagai sahabat.

"Dia nanya banyak soal ayah. Terus tadi juga om Rey minta nomor telepon ayah."

Rose menceritakan semua yang ayahnya Mark tanyakan padanya, Irene dan Junkyu hanya mendengarkannya dalam diam.

Setelah Rose menceritakan semuanya, Suho jadi tau sikap berani Mark didapatkan dari mana.

* * * *

Pagi ini Mark berkumpul ditempat biasa bersama teman-temannya, setelah mengantar Rose ke kelas nya.

Menjemput dan mengantar Rose sekarang menjadi hal yang rutin Mark lakukan setiap hari.

Meskipun Rose sering menolaknya karena alasan 'tidak enak dan tidak mau merepotkan'.

Tapi bukan Mark artinya jika ia menuruti alasan Rose. Lagipula Mark tidak merasa direpotkan ataupun terbebani sekalipun, ia malah senang bisa menghabiskan banyak waktu dengan Rose.

"Curang lo! Masak lo yang maju duluan harusnya gue!" ucap Bama tidak terima saat Jackson mencuri start di permainan yang mereka mainkan.

"Anjing lah ni permainan, ngga asik nih kalah mulu gue." Jackson melempar asal ponselnya sambil terus menggerutu.

Mantan Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang