Sembilan belas

1.7K 254 25
                                    

Tinggalkan jejak!
Heppy Reading 💚
*
*
*

Seperti yang Mark janjikan semalam dichat. Mark dari jam setengah tujuh sudah sampai depan rumah Rose. Disana Mark disambut Suho yang akan berangkat kekantor tadi. Suho menyambutnya ramah tidak sejutek kemarin. Mungkin karena efek Irene yang menasehatinya agar tidak keterlaluan dengan Mark.

Setelah menunggu beberapa menit Rose keluar dari rumahnya.

Rose tersenyum, "kirain ngga jadi dateng."

"Pasti jadi lah, ya kali aku yang maksa aku yang batalin."

Mark membuka pintu mobil mempersilakan Rose masuk lebih dulu. Mobil yang ditumpangi keduanya mulai melaju menuju sekolah.

Setelah sampai diparkiran.

"Rose!" Sila melambai memberi isyarat untuk Rose mendekat.

Rose membalas lambaian Sila. Rose menatap Mark yang baru keluar dari mobil.

"Kak makasi tumpangannya."

Mark hanya mengangguk,  mengacak rambut Rose gemas.

"Iss kan berantakan jadinya," kesal Rose baru juga senang sekarang kesal lagi.

"Hehe meskipun acak-acakan tapi tetep cantik kok." ucap Mark tulus.

Rose tidak mempu menahan senyum."Apaan sih? Perasan gombal terus dari kemarin."

Kening Mark mengkerut, kemudian terkekeh geli. " Emang siapa yang lagi gombal? Kan emang bener."

Rose memutar bola matanya malas. " Iya deh percaya, kan aku emang cantik dari lahir."

"Nyesel muji jadinya." gumam Mark. Rose hanya terkekeh.

"Kak duluan ya Sila udah nungguin," kata Rose.

Mark menahan tangan Rose sebelum pergi, Rose menatap Mark bingung.

"Nanti jadi kan?" tanya Mark.

"Jadi apa," tanya Rose balik.

"Jadian," ceplos Mark cepat, lalu tertawa melihat perubahan wajah Rose.

"Iss, beneran jadi apa?"

"Jadi nggak pulang sekolah main ke rumah?" tanya Mark menagih janji Rose yang bilang akan datang kerumahnya. Rose tidak pernah menjanjikan apapun padanya tapi Mark menganggapnya janji.

Rose diam sebentar. " Ngga bisa janji dulu. Liat nanti aja."

Ia tidak bisa mengumbar janji begitu saja dengan mudah kan? janji harus ditepati kalau tidak maka janji itu akan menjadi hutang yang harus dibayar. Dan Rose tidak mau berhutang.

"Ya udah deh," ujar Mark mengalah.

Rose menyusul Sila yang telah menunggunya lama.

"Lama banget sih, Ngobrolin apa?" tanya Sila saat Rose sudah ada sampingnya.

"Kak Mark katanya mau ngajak gue kerumahnya lagi," jawab Rose.

"Ngapain? Kalian udah deket banget emang?" tanya Sila penasaran.

Rose melirik Sila, lalu berujar singkat, "Main."

Sila menatap Rose terkejut,
"Main?! Main apa lo sama kak Mark? Jangan bilang kalian—"

Rose menoyor kepala Sila, sadar Sila mengartikan kata main nya berbeda seenak jidat. "Pikiran lo!"

"Asik banget sampek Ngga inget gue!" teriak Una.

"Lama lo maimunah. Ngapain aja di rumah jam segini baru dateng?" tanya Sila.

Una melirik jam tangannya, "apaan orang baru jam tuju kurang enam menit belum bel Sila," jawab Una nyolot.

Mantan Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang