"Harlan, maaf kami tidak bisa menolong bayinya."
Suara Agustin yang pelan dan lembut lebih terdengar seperti petir bagiku. Tak terasa air mataku meleleh.
"salsa gimana?"
"ia masih dalam keadaan kritis, ia kehilangan banyak darah semoga kondisinya akan segera membaik"
"Tine aku mohon lakukan apapun asal Salsa sehat.."
"kami sedang berusaha Lan, kamu tenanglah! lebih baik kamu berdoa memohon untuk kesembuhan salsa. Sebentar lagi kami akan memindahkannya ke ICU"
Kepalaku mendadak sakit luar biasa, aku terduduk di kursi depan ruang operasi, aku remas, dan menarik-narik rambutku mencoba mengurangi rasa sakitnya yang menghujam hingga menjalar ke dadaku.
"maafkan aku salsa,,maafkan aku.." tanpa sadar aku bergumam, mungkin rasa bersalahku terbawa hingga kebawah alam sadar, aku benar-benar merasa bersalah pada salsa. Mbak Sari menangis tersedu dipundak suaminya, Mas rahmat. Aku menghampirinya.
"maafkan aku mbak, maafkan aku..." aku berlutut didepan mereka, mbak sari memalingkan wajahnya dariku. ia seperti jijik melihatku.
"harlan jangan seperti ini, bangunlah.." mas rahmat berkata lembut
"Lihatlah apa yang telah kau dan istrimu lakukan pada Salsa ? apa kau puas sekarang Harlan ? Salsa kehilangan bayinya dan sampai sekarang dia belum sadarkan diri." Mbak sari tiba - tiba berteriak murka ke arahku.
Aku menyadari, bagaimana perasaan mbak Sari sekarang ini melihat anak gadisnya tergolek lemah diatas ranjang rumah sakit. Dan terlebih itu karenaku.
"Maafkan aku mbak Sari, maafkan aku." Hanya kata itu yang bisa aku katakan untuk saat ini. Aku menyadari meskipun kata maaf tidaklah cukup untuk mengganti semua yang telah terjadi. Tapi bagaimanapun disini aku juga merasakan rasa sakit itu, terlebih aku baru mengetahuinya bahwa bayi yang dikandung Salsa adalah bayiku, darah dagingku sendiri.
"kau telah menghancurkan hidup salsa, Harlan. Sejak awal kau telah menghancurkan hidupnya. Selama ini aku diam, berusaha menjauhkan salsa darimu. Karena aku tau pasti akhirnya akan seperti ini,,"
"aku minta maaf mbak sari.."
"cukup sudah, percuma sekarang kau berucap maaf, toh semua tidak bisa kembali seperti semula. Kau tidak hanya menghancurkan impian dan masa depan salsa, namun kau juga telah menghancurkan jiwa dan raganya..kenapa kau lakukan ini pada anakku? Kenapa?"
Aku hanya diam mematung tak ada kata yang bisa aku ucapkan lagi, tak ada pembelaan yang pantas aku ucapkan. Aku tau semua yang dikatakan mbak sari bukan hanya luapan rasa sesal tapi itu adalah kenyataan.
Salsa, gadis itu terlalu muda untuk menanggung semua penderitaan yang penyebabnya adalah aku. Ia kehilangan impiannya, masa mudanya masa depannya bahkan sekarang ia hampir mendekati maut, itu semua karena aku. Jika aku bisa menebus semua dengan yang aku miliki aku ingin akan memberikan semuanya. Aku yang menghancurkan gadis itu.
"bu, jangan begitu ah.."
"jangan begitu apanya pak, ia penyebab semua ini.."
"bu, pelakan suaramu ini rumah sakit.."
Belum sempat mbak sari membalas perkataan mas rahmat, kami melihat brankar tempat salasa berbaring didorong keluar dari ruang operasi oleh beberapa petugas medis menuju ICU, mereka mengikutinya. Aku berdiri bermaksud akan mengikutinya juga ketika kudengar seseorang memanggilku.
"Harlan.."
Aku tidak menyadari kedatangan Rani, ia telah berdiri didepanku, aku hanya melihatnya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Salah Tempat (Re-upload)
RandomAku bukanlah wanita sholehah layaknya seperti Aisyah binti Abu Bakr, dan bukanlah seorang perawan suci layaknya Maryam. tapi aku yakin diri ini tak pernah menyentuh sesuatu yang dapat mengundang laknat sang Illahi Robbi. tapi ini terjadi padaku, d...