part 4 - Terasa Aneh

10.6K 491 9
                                    

tak ada lagi tanya masalah kehamilanku, seolah semua orang membuat kesepakatan umum untuk tidak membahas lebih lanjut tentang siapa pemilik benih dalam rahimku. bukannya aku merasa terabaikan, tapi sedikit sesal menyeruak dalam sadarku dengan perkataan yang telah aku ikrarkan dirumah sakit, nggak ingin tahu siapa bapak biologis dari anak dalam kandungannku? ingin banget sebenarnya. secara sekarang ini zaman susah, gimana bisa aku membiayai semua keperluanku dan bayi dalam kandunganku? sedangkan kanyataanya aku hanyalah pengangguran yang bersembuyi dibalik title mahasiswa.

aku mengintip dari balik pintu berharap mbak sazkia datang kerumah hari ini. tapi aku tak menemukan seorang pun yang aku lihat hingga kesunyian yang kujumpai dirumah ini. sebenarnya aku mau bicara sesuatu pada mbak Sazkia tentang suatu hal tapi sampai sore hari mbak Sazkia tak menanpakkan diri dirumah ibu.

Apa mungkin mbak Sazkia sudah tahu siapa bapak dari bayi yang ku kandung dan dia sekarang bersama ibu menuju kerumah orang itu dan meminta pertanggung jawabannya atas kehamilanku ini ? aaah wis emboh lah. aku semakin bingung memikirkan semua ini.

Inginnya menyelesaikan semua perkara ini sampai tuntas tapi apa daya, semua malah terkena imbasnya dari kehamilanku ini. ibu serta ayah yang semakin terlihat sedih tapi mereka malah kompak menyembunyikan kesedihan itu. tapi bagaimanapun aku adalah anak mereka dan pasti tahu apa yang mereka rasakan, mungkin ini yang dinamakan hubungan batin antara anak dan orang tua. serta tak pernah mengungkit ngungkit tentang seseorang yang menjadi ayah biologis dari bayi yang ku kandung.

***

sore itu mbak sazkia datang, kami duduk di ranjang. ia menggenggam jemariku, aku tahu ada yang membuatnya merasa berat. aku mencoba mencari jawaban dari matanya, namun pandangannya selalu menghindar dariku.

"ada apa mbak?" tanyaku pelan. ia hanya menggeleng kecil sambil tersenyum.

"kalo mbak sazkia anteng begini biasanya ada yang nggak beres.." aku mencoba menebak. mbak sazkia menjitak kepalaku pelan.

"emangnya kamu nggak nyadar kalo dah bikin ketidak beresan?" jawabnya manyun

"maksudnya?" tanyaku sok bloon padahal dah tahu pasti ada hubungannya dengan perut.

"gimana kuliah kamu?" tanya mbak sazkia setelah terdiam cukup lama.

"baik" jawabku sambil mengangguk.

"selanjutnya gimana?" tanyanya lagi.

"selanjutnya apa?" aku tetap bertanya walapun sudah bisa menebak arah pembicaraan mbak sazkia.

"kuliahmu.." jawabnya sesuai perkiraanku.

aku hanya menghela napas panjang. "terus lanjut.."

"lalu perutmu?" tanyanya lagi. aku tahu kebiasaan mbak sazkia kalo sudah tanya berbelit - belit gini pasti ada yang mau disampaikan, aku putuskan untuk mengikuti alur bicaranya. walaupun kuakui pertanyaanya sedikit membuatku terguncang, aku harus memikirkan cara untuk menyembunyikan kehamilanku dari orang lain.

"pakek baju yang lebih lebar sepertinya beres,,,,," aku terdiam mencoba meredam sesak yang mulai mendesak. "atau aku akhiri semua saja, mengcancelnya..." kata - kataku mulai bergetar karena rasa bimbang yang semakin besar antara menerima atau mempertahankannya.

"sa.." dari nadanya aku tahu mbak sazkia kaget dengan kalimat terakhirku.

aku tak mampu lagi mengangkat kepala, air mataku keluar tanpa bisa aku tahan "aku bingung mbak, semua begitu tiba - tiba seperti petir yang menyambar bumi, sekejap namun menghancurkan. bahkan sekarang aku ketakutan memikirkan masa depan,," aku terisak dipangkuan mbak sazkia kini.

"kau pasti tahu tak ada sesuatupun yang terjadi pada kita tanpa izin Allah,,,bahkan terkadang ada hal yang terjadinya tidak bisa dicampuri tangan manusia, ketidaksengajaan misalnya kau tidak akan bisa menghindarinya." perkataan mbak sazkia semakin membuatku terisak, ia megelus kepalaku pelan.

Cintaku Salah Tempat (Re-upload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang