tidak ada yang salah dalam hubungan yang saling menguntungkan
yang salah adalah mereka yang berusaha mempermainkan takdir
nencoba bermain dengan guratan abadi yang tak kasat mata
manusia boleh berencana
namun tentu kehendak tuhan adalah mutlak
Co...
Halo apa kabar Maaf untuk telat update Aku dan Jeon_Ankazaterutama ankaza sedang sedikit sibuk
Like+coment kuy biar author nya semangat
Capter ini berisi mature contain So please bijak dalam membaca
Selamat membaca
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jungkook, seharusnya kau bisa menahan emosi!" Oceh Jimin keluar dari mobil. Mengikuti langkah Jungkook yang bergerak cepat. Disusul Yiren dari belakang.
Jungkook memutar lubang kunci. Raut wajahnya masih sangat kesal. Sejak perjalanan pulang moodnya sudah kacau balau. Jungkook membuka kasar pintu. Melepas jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Ingin rasanya dia teriak, lalu memecahkan sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya. Ocehan Jimin pun tidak lagi ia dengarkan.
"Jungkook kau harus berhenti mencintai Remi!" Satu kalimat itu sanggup menghentikan langkah Jungkook. Membalikan badan dan mendengus diiringi senyum seakan kalimat tersebut lucu.
Jungkook tersenyum sengit. "Kau itu saudara kandungku, Hyung! Kau lebih membela Ryu sialan itu dibanding adikmu!" Bentak Jungkook semakin panas tersulut emosi.
"Aku tidak membela Taehyung sama sekali! Justru karena kau adikku. Aku tidak ingin kau terlibat masalah dengannya. Kau tau Taehyung seperti apa? Kurasa kau tidak akan mampu menandingi kewarasannya! Hentikan semua hal tolol yang berpotensi menghancurkanmu!" Lagi-lagi Jimin memperingati adiknya.
Jungkook mendengus kesal hingga rasanya air mata itu akan luruh setelah tertahan lama ketika dirinya melihat sendiri ikatan suci Remi dan Taehyung di altar. "Kau tidak tau, Hyung. Tidak tau rasanya mencintai dan menyayangi seseorang yang sangat berharga dikehidupanmu. Remi yang menyadarkanku menjadi lebih baik. Mengajarkanku banyak pengalaman hidup. Dia yang membuatmu bangga melihatku menjadi lulusan terbaik di sekolah. Aku mencintainya, Hyung." Tangisnya pun pecah seraya Jimin memeluk satu-satunya adik yang ia miliki.
Sejujurnya Jimin tidak tega untuk hal ini. Jimin juga tidak ingin menghancurkan hati Jungkook dengan memaksanya datang ke pernikahan tersebut. Tapi, apa boleh buat. Sebagai seorang kakak, dirinya hanya ingin melindungi sang adik dan tentu untuk asset keluarganya. Jika, Jungkook tidak datang—bisa hancur hubungan kerjasama antar perusahaan mereka. Taehyung bisa mencabut seluruhnya dan tentunya itu akan mengurangi setengah dari pendapatan mereka.