Chapter 12

393 80 11
                                    

"Tae, kenapa kau bisa tidur di lantai hotel semalam?"

"Yah... karena seseorang menendangku selagi aku tidur di sisinya."

"Jangan bilang kalau aku yang menendangmu."

"Siapa lagi orang yang tidur di sampingku kalau bukan kau, Jihyo!"

Gelas soju di tangan Jin Young terjatuh, membuat kedua pemain film tersebut menoleh ke arahnya. Lelaki setengah baya tersebut melongo dengan sangat lebar, sehingga Jihyo khawatir lalat akan masuk ke dalam mulut Jin Young.

"K-kalian..." Dengan tangan bergetar, Jin Young mencengkeram kursinya, berusaha untuk tetap terduduk.

"T-tanggal berapa ini?"

"Tanggal 5 bulan November, Jin Young-ssi!" Salah satu kameramen berseru dengan lantang.

Wajah Jin Young semakin memucat, membuat Jihyo dan Taehyung mengerutkan kening. "C-celaka..." Jin Young menekan dadanya. Keringat bercucuran di wajahnya yang pucat itu.

"Hei, sutradara narsis? Ada apa denganmu?" Jihyo mulai was-was.

Kepanikan mulai merayap di tubuhnya. "Kau terkena serangan jantung?" Jin Young memang suka bercanda, namun dia tidak bisa berakting. Jantung Jihyo berdetak kencang ketika melihat Jin Young yang menekan-nekan dada.

"Jin Young-ssi?" Taehyung dengan panik berjalan mendekati Jin Young, menyentuh tangannya yang bergetar hebat.

"Kau baik-baik saja? Mau kupanggilkan ambulans..."

"Tidaakk!" Jeritan Jin Young meraung.

"Tidak! Tidak! Tidak!"

Taehyung dan Jihyo hanya bisa terlompat kaget, sedangkan para kru menjerit dengan heboh. Namun, mereka bukan menjerit karena khawatir akan kondisi Jin Young.

Jeritan yang meluncur dari mulut mereka adalah, "Siapa yang memilih minggu pertama bulan November!"

"Taehyung! Sialan kau!" Jin Young tiba-tiba mencengkeram kerah baju Taehyung.

"Kenapa kau tidak menunggu seminggu lagi! Kenapa kau tidak bisa bersabar! Kenapa kau... kenapa kau..."

Taehyung hanya bisa melongo. "Lho? Apa maksud..."

"Wahh! Aku menang!" Mina tiba-tiba menjerit girang.

"Harus berterima kasih pada Seo Joon Oppa, nih!"

"Hah?" Jihyo ikut melongo.

"Sial! Aku kalah!" Penata rias berteriak kesal.

"Aku juga! Argh! Masa hanya Mina yang menang?"

Jihyo dan Taehyung saling bertatapan. Mereka tidak mengerti mengapa ruangan studio ini menjadi porak-poranda. Semua anggota kru menjerit kesal dan mereka meraih dompet mereka sambil menggerutu, sedangkan Mina tersenyum lebar sambil mengulurkan tangannya.

"Jangan-jangan mereka..." Taehyung tidak bisa menyelesaikan kata-katanya. "... taruhan?"

"Taruhan apa?" Jihyo mengerutkan keningnya, mulai merasakan firasat buruk.

"Sepertinya aku bisa menebak apa yang mereka pertaruhkan." Taehyung tidak tahu harus tertawa atau merasa marah.

"Sepertinya mereka bertaruh kapan kita berdua akan bersatu."

"Bersatu?" Jihyo menatap Taehyung seakan-akan lelaki tersebut sedang mode alien.

"Bersatu." Taehyung menganggukkan kepala.

"Yah... kalau mau arti lainnya... melakukan-kegiatan-intim-yang-bisa-juga-disebut-sek..."

"Cukup!" Jihyo membekap mulut Taehyung.

From Hate to Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang