Sembilan

62.6K 6.2K 379
                                    

Happy Reading ❤

You can find me on instagram: @ufipuspitasari.



Waktu berjalan sangat cepat. Tak terasa, hari ini adalah hari pernikahan Abi dan Elena.

Rencananya, akad nikah akan diadakan di kediaman Elena. Tepatnya di halaman belakang rumahnya, kebetulan halaman rumah Elena sangat luas. Dan resepsinya akan diadakan di malam hari, yaitu di hotel keluarga Abimanyu.

Elena menatap pantulan wajahnya. Ia terlihat berbeda hari ini, ia mengenakan kebaya modern dengan taburan permata diatasnya.

"Mbak." Panggil Elena.

"Ya."

"Kalau bisa bedaknya nggak usah ketebelan. Muka gue kayak donat gula tahu nggak." Protes Elena.

"Ini bedaknya udah tipis kok mbak." Sahut penata rias.

"Tipis apaan udah tebal gini. Udah, nggak usah di double lagi bedaknya, segini aja."

"Iya."

Penata rias itu hendak memoleskan lipstik ke bibir sensual Elena, namun kembali di protes.

"Lipstiknya nggak usah warna merah. Gue kayak biduan saweran kalau pake lipstik warna kayak gitu."

"Nih bocah banyak protes amat. Untung nyokapnya bayar mahal, kalau nggak, udah gue gunting mulutnya." Geram penata rias itu dalam hati.

"Dengar nggak mbak?" Tanya Elena.

"Iya mbak, saya dengar kok."

Penata rias itu mengganti warna lipstik yang akan digunakan Elena menjadi warna pink.

Gadis cantik itu tersenyum ketika melihat pantulan dirinya di cermin.

"Ya Allah, gue cantik amat." Puji Elena pada dirinya sendiri.

Pintu kamar Elena terbuka, dan muncullah sang mama tercinta yang tersenyum penuh cinta pada putri semata wayangnya.

"Anak mama cantik banget sih." Puji Ami, ia mengelus pipi Elena.

"Elena." Panggil Ami.

"Kenapa ma?"

"Elena sebentar lagi kamu akan menjadi nyonya Abimanyu. Otomatis hidup kamu akan berubah, dan tentunya kamu juga harus belajar menjaga sikap. Kamu mengerti maksud mama kan?"

"Hm." Gumam Elena.

"Dan juga, tolong hargai Abimanyu. Belajar untuk mencintai dia. Kamu bisakan sayang?" Tanya Abi.

Elena tersenyum miring, "mama tenang aja, selama dompet mas Abi tebal, terus dia bisa manjain aku di kamar, mas Abi nggak akan kekurangan cinta dari aku." Elena tersenyum centil.

Ami menyentil kening Elena, "dasar mata duitan."

"Kan aku belajar dari mama." Elena mengedipkan matanya.

"Jangan ngaco!"

Elena tertawa mendengar nada sinis dari mamanya, ia langsung memeluk Ami erat.

"Mama tenang saja, selama mas Abi nggak pernah nendang aku dari hidupnya, aku akan selalu mencintai dia." Sahut Elena.

"Karena sepertinya, aku mulai suka sama mas Abi." Lanjut Elena dalam hati.

"Udah, sekarang kita turun kebawah. Sudah hampir waktunya."

Ami membantu Elena untuk berdiri, merapikan kebaya putrinya itu lalu mengajaknya untuk turun.


Abi meremas tangannya, ia sedikit grogi sekarang. Padahal jika dilihat seharusnya ia santai-santai saja, berhubung ia pernah merasakan seperti apa rasanya melaksanakan akad nikah.

Pria itu terkesima saat melihat Elena dan mamanya berjalan ke arahnya.

"Astagfirullah, kok dia bisa jadi cantik kayak gitu?" Gumam Abi dalam hati.

Elena tersenyum manis pada Abi yang terus menatap ke arahnya. Gadis itu terkikik geli, setelah ia duduk disamping Abi ia lalu mendekatkan tubuhnya pada pria itu kemudian berbisik.

"Jangan lihatin aku terus dong mas. Aku kan jadi makin nggak sabar buka tirai sama kamu." Ucap Elena ambigu.

Abi mendelik pada Elena yang memasang wajah tak bersalahnya.

"Dasar bocah mesum!" Sindir Abi.

"Mesum-mesum gini, pasti kamu juga penasaran kan mas?" Tanya Elena.

Abi mengabaikan ucapan Elena karena akad nikah sudah akan dilakukan.

"Baik, calon mempelai pria apa anda sudah siap?" Tanya sang penghulu.

"Saya siap."

"Tolong jabat tangan saya." Penghulu itu mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Abi.

"Bismillahirrahmanirahim. Saudara Abimanyu Laksa Erlangga, bin Muhammad Erlangga. Saya nikahkan dan saya kawinkan ananda dengan saudari Elena Latifa Fredy binti Muhammad Bagas Fredy dengan mas kawin seperangkat alat shalat, uang senilai seratus juta rupiah, satu buah rumah dan juga tiket VIP konser EXO dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Elena Latifa Fredy dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!"

Abi menghembuskan napasnya perlahan, sedangkan Elena tersenyum senang.

"Sekarang kedua mempelai saling bertukar cincin, lalu mempelai wanita mencium tangan mempelai pria, begitupula sebaliknya, mempelai pria mencium istri kening tercinta."

Elena meraih tangan Abi lalu memasangkan cincin pernikahan mereka begitupula sebaliknya. Setelah itu Elena mencium tangan Abi dan Abi mencium kening Elena.

Saat Abi hendak menarik kepalanya menjauh, Elena menahan tengkuk Abi. Gadis itu tersenyum miring.

"Mas, kita udah sah sekarang. Gimana kalau kita kembali ke kamar terus kamu perkosa aku, ayo mas."






































Jangan lupa untuk vote dan komen ❤

Duda Keren Itu, Suamiku!!! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang