Sepuluh

64.7K 6.2K 588
                                    

Happy Reading ❤

You can find me on Instagram @ufipuspitasari


Elena menatap pantulan dirinya. Gadis itu kini sedang berkutat di depan cermin sesekali mengambil pose, di belakangnya ada Abi yang memandang Elena bosan.

"Ini udah ke dua puluh kalinya kamu bercermin dan ngambil gaya seperti itu terus. Bosan aku liatnya." Keluh Abi.

Elena berbalik, ia berjalan mendekati Abi yang memundur. Gadis itu langsung mengalungkan lengannya di leher Abi dan tersenyum sensual.

"Gimana kalau kamu lihat bagian yang lain mas. Mau nggak?" Tawar Elena. Ia mengelus dada bidang Abi dan langsung ditepis oleh pria itu.

"Jangan macam-macam Elena! Lebih baik kamu bersiap sekarang. Sebentar lagi resepsinya akan di mulai."

"Tapi kamu janji dulu, malam ini kita harus senang-senang. Gimana?"

"Nggak janji."

"Mas." Rengek Elena, ia menggoyang-goyangkan lengan Abi.

"Nggak!" Tolak Abi. Ia melirik jam tangan miliknya.

"Udah, kita sekarang harus turun. Ayo."

Abi mengisyaratkan Elena agar gadis itu mengalungkan lengannya di lengan kekar Abi. Sontak saja Elena melakukannya dengan senyuman lebar.

"Mas, kamu ngundang mantan istri kamu?" Tanya Elena.

"Hm."

"Ngapain kamu undang dia sih mas?"

"Lah, emangnya kenapa?" Tanya Abi heran.

"Kalau kamu gagal move on gimana?"

"Ck, aku itu tipe orang yang kalau hubungan sudah selesai, nggak akan ada peluang untuk kembali bersama. Jadi kamu tenang saja."

Mereka memasuki ballroom hotel, semua mata memandang ke arah keduanya. Elena memeluk erat lengan Abi dan tersenyum pada para tamu yang menyambutnya.

Kini kedua pasangan pengantin baru itu naik ke atas pelaminan dan mulai menyalami tamu yang datang.

Awalnya Elena tersenyum tulus pada setiap orang, namun lama kelamaan senyumannya berubah menjadi senyuman terpaksa. Bukan tanpa alasan, tanpa ia sadari ternyata ia sudah berdiri selama dua jam lamanya. Dan sampai sekarang ia masih harus berdiri karena tamu yang datang semakin banyak.

"Mas." Panggil Elena, setengah berbisik.

"Apa?"

"Aku capek mas. Betis aku kayaknya udah berubah jadi batu deh." Adu Elena.

"Sabar. Sebentar lagi, kamu tahan yah?"

"Aku nggak kuat mas. Aku boleh lepas heelsku nggak? Sumpah ini heelsnya ketinggian, kaki aku pegal."

"Jangan kamu lepas, nanti tamu-tamu pada lihat kamu nyeker."

"Bodo amat!"

Elena menatap sekeliling, merasa tidak ada orang yang hendak naik untuk menyalami mereka, secepat mungkin ia melepas sepatu hak tingginya.

"Lega." Lirih Elena. Ia melirik Abi yang terlihat mematung, wajah pria itu terlihat kaku.

"Mas, kamu kenapa?" Tanya Elena, namun Abi malah mengabaikannya.

Gadis itu lalu mengikuti arah pandang Abi, perhatiannya langsung tertuju pada seorang wanita dengan wajah yang sangat rupawan berjalan ke arah keduanya.

"Shit, setannya datang. Anjir kok dia lebih cakep dari gue? No Elena! Jangan insecure, dia cuma masa lalu mas Abi. Sekarang, lo yang jadi nyonya. Jadi lo nggak perlu takut sama dia." Gumam Elena dalam hati.

Duda Keren Itu, Suamiku!!! (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang