[47] - Big Secret About Three Blood

2K 151 64
                                    

Kiseki berlari-lari kecil dengan senang sambil menggandeng tangan ayahnya. Ia bahagia sekali akhirnya bisa mendapatkan sepeda impiannya.

"Ayah, sepedanya ada!" serunya senang melihat sepeda bagus yang diinginkan masih terpajang utuh di tempatnya.

"Ohayou, Kiseki-chan," sapa pelayan itu tersenyum ramah, "ini sepeda yang kau inginkan, bukan?"

Anak lelaki itu mengangguk senang.

Kemudian si pelayan menatap Sasuke. "Khusus hari ini toko mengadakan diskon 50% setiap pembelian sepeda. Kau salah satu pembeli yang beruntung, Sasuke,"

"Sungguh?" Wajah pria bermata arang itu tampak kaget luar biasa, setidaknya ia tak perlu menggunakan uang Gaara yang ia pinjam semalam. Wajah Sasuke berseri senang.

Pelayan itu mengangguk.

Dengan tak sabar Kiseki langsung mencoba sepeda kecil itu ketika pelayan toko tadi menurunkan sepeda yang sudah menjadi miliknya. Bocah itu mengendarainya senang ke sana kemari sambil berteriak-teriak.

"Kiseki, hati-hati mengemudinya!" Sasuke memperingatkan putra semata wayangnya itu khawatir.

Kiseki yang kesenangan itu malah semakin mempercepat ayuhan pedal di kakinya. Dia berteriak-teriak senang.

Sasuke menghela napasnya. "Baiklah, kau boleh bermain sesukamu, tapi jika kau terjatuh nanti jangan menangis."

Putra Hinata itu tak peduli, dia terus saja main kebut-kebutan dengan sepeda barunya. Rupanya bocah itu sangat senang bisa mengendarai sepeda barunya.

Dari jauh sosok Fugaku menatapnya sambil tersenyum dari dalam sedan hitamnya.

"Ayah," ujar gadis cantik yang ikut menatap ke arah ayahnya memandang. Pandangan matanya terlihat sendu. "Benarkah laki-laki itu saudaraku?" tanya Rin tak percaya. Hatinya hancur mengetahui kenyataan itu.

Pria paruh baya itu menoleh ke arah putrinya, ia mengelus kepala Rin sayang. "Ya, dia saudaramu selain Obito."

Turun sudah air mata Rin. Ia memegang bagian dadanya yang terasa sakit. Rasanya sesak sekali ketika semalam ayahnya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Rin mencintai kakak kandungnya. Mungkin beginilah rasanya mengalami 'Brother Complex'. Rasa sakit itu kian menusuk-nusuk jantungnya. Air matanya semakin deras mengalir.

"Rin, kau kenapa?" tanya Fugaku khawatir melihat putri bungsunya menangis seperti itu.

Rin menggeleng pelan. Tidak mungkin dia mengatakan hal yang sebenarnya pada ayahnya kalau dia mencintai kakak kandungnya. "Tidak apa-apa. Ayah ... aku ingin kembali ke Tokyo saja," ucapnya getir.

"Kenapa?"

"Aku ... aku tak ingin jauh dari Ayah."

"Jika itu maumu, Ayah akan mengurus surat kepindahanmu segera." Direngkuhnya tubuh putrinya sayang.

'Maafkan aku, Ayah. Sebenarnya aku hanya ingin menjauh dari kehidupan Sasuke-nii. Karena hanya dengan begitu aku bisa melupakannya. Rasa sakit ini sungguh menyiksaku.' Rin menangis sesegukan di pelukan Ayahnya.

Dia tak pernah menemukan nama Sasuke di rumahnya. Nama itu seolah terhapus dari kehidupan Uchiha. Bahkan artikel tentang putra Fugaku pun hanya ada Obito. Itachi dan Sasuke tak pernah ada. Mikoto memang sengaja menghapus semua masa lalunya dengan Fugaku. Ia membayar mahal agar beberapa orang agar nama kedua putranya tak pernah ada di Uchiha. Mikoto sudah memutuskan hubungan itu.

🌻🌻 Three Blood 🌻🌻

Malam semakin larut, Hikaru masih terdiam sendiri di luar rumah yang disewanya, lebih tepatnya ia berada di atas bukit. Rumah itu berdiri jauh dari keramaian. Matanya mengarah pada tubuh Kao yang tertidur pulas di kamar itu dari luar. Gadis misterius itu menatap ke arah langit yang terang. Seperti sedang menunggu seseorang datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang