[33] - Hilang Ingatan, Takdirkah?

1.5K 204 40
                                    

Mizuki Hospital, Okinawa ....

Perlahan Rin membuka matanya. Gadis cilik itu selamat.

"Rin ... kau sudah sadar?" Suara Obito terdengar bahagia sekali.

Gadis kecil itu hanya mengerutkan keningnya. Ia
menoleh ke sekitar ruangan seperti mencari sesuatu.

"Rin, syukurlah." Suara Mei tampak tersedu-sedu. Ada perasaan meluap-luap yang
tak bisa ia jelaskan melihat sang putri terbangun dari komanya. Dipeluknya tubuh gadis kecil itu haru, tapi justru Rin merasa risih.

"Siapa kau, Bibi?" tanya Rin
datar. Mata itu bertanya-tanya.

Bagai disambar petir kepala Mei begitu putrinya bertanya seperti itu. "Uchiha Rin!"

Rin menautkan alisnya. Gadis kecil itu bingung dengan keadaannya. Dia bahkan tak mengenali ayahnya juga Obito. Ingatannya benar-benar hilang seolah ia terlahir kembali.

Obito mendekatinya. "Rin ... kau ingat kenapa kau ada di sini?"

Rin menggeleng. "Kau siapa?"

Obito menatapnya tak oercaya. Ditatapnya wajah Rin takut.

"Kalian ini siapa?"

"Kau lupa padaku? Aku Niisan-mu!" Obito menyentuh pundah adiknya.

Fugaku merasa kepalanya akan pecah. Ia segera memanggil dokter.

Tak lama setelahnya dokter datang dan memeriksa keadaan Rin. Dokter mengatakan
kalau Rin mengalami amnesia akibat kecelakaan itu.

Fugaku terhenyak. Putrinya sendiri tak mengenali dirinya. Betapa sakitnya itu. Sementara Mei kembali histeris lagi.

Tampak Obito menghubungi seseorang. Setelah nada sambungnya diangkat ia berkata. "Niisan ... Rin ... Rin sudah sadar, tapi dia mengalami amnesia. Selamatkan istri dan bayimu." Telponnya ditutup lalu Obito menangis sejadi-jadinya. Ia khawatir akan keadaan Hinata. Cukup ia kehilangan Hinata karena menjadi istri kakaknya, tapi ia tak ingin kehilangan Hinata untuk selamanya.

Belum sempat ia meratapi nasib Rin, tiba-tiba beberapa polisi masuk ke ruangan itu dan
hendak membawa Mei.

"Ada apa ini?" tanya Fugaku tak mengerti.

"Kami dari kepolisian pusat membawa surat penangkapan atas nama nyonya Terumi Mei,"
jawab polisi itu tegas. Lalu hanya sekali lirikan anak buahnya langsung menyeret wanita itu.

Obito tak berkomentar saat polisi itu membawa ibunya ke meja hijau nanti. Setidaknya ia lega semua perbuatan sang ibu
akhirnya terbongkar.

🌻🌻 Wonderful Life 🌻🌻

Mobil berwarna hitam itu berhenti di halaman rumah yang begitu luas dengan ganas. Dencitan suara ban yang bergeser dengan pavin terdengar
ngeri di telinga karena mobil itu mendadak berhenti. Juga terdengar suara pot bunga jatuh
akibat ditabrak mobil tersebut.

Pria itu tak peduli bagian mobil kesayangannya sedikit lecet. Dengan kasar dia membuka pintu mobilnya lalu
membantingnya keras. Wajahnya memerah dan matanya berkilat-kilat memancarkan kemarahan yang luar biasa. Tangannya terkepal siap meninju mangsa. Langkah kakinya panjang-panjang saat memasuki rumah besar itu.

"Tuan Muda ... nyonya sedang ...," Pelayan itu terdiam takut menatap kilatan cahaya
kemarahan yang terpancar keluar dari kedua bola matanya yang besar, "... silahkan masuk." Buru-buru pelayan itu undur
diri takut melihat anak majikannya sudah berubah menjadi iblis.

"HARUNO SAKURA, KELUAR KAU!!" teriak Toneri marah. Dia menggedor-gedor kamar Sakura keras. Jika bukan terbuat dari kayu pilihan, mungkin daun
pintu itu sudah ambruk akibat gedorannya yang seperti kerasukan setan. "CEPAT KAU KELUAR! AKU AKAN MEMBUNUHMU DENGAN TANGANKU SENDIRI!"

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang