[43] - Jerat Iblis

930 83 25
                                    

"Bagus." Sakura menatap lelaki tua seumuran ayahnya itu. "Laksanakan tugas berikutnya. Kau harus melakukannya dengan baik meskipun kau harus mati. Karena dia aku di sini." Gadis jelita itu tersenyum misterius.

Lelaki tua itu mengangguk.

🌻🌻🌻 Three Blood 🌻🌻🌻

"Kakuzu, kenapa kau ada di sini? Di mana Kisame?" tanya Toneri heran saat melihat sopir pribadi ayah tirinya itu mendadak ada di dalam mobil yang akan mengantarnya ke bandara. Padahal tadi Kisame yang selalu menemaninya ke mana pun dia pergi.

"Kisame mendadak ada urusan penting, Tuan Muda. Anak sulungnya masuk rumah sakit," jawab lelaki tua itu.

Toneri hanya mengangguk tanpa curiga, ia memasuki mobilnya dan mobil itu segera melaju menuju bandara. Kata-kata Sakura terus mengusiknya. Ia memejamkan matanya. Tidak bisa! Ia membuka kembali matanya.

Kepalanya agak pusing, ia juga merasa badannya mulai gerah dan panas. 'Aku ini kenapa?' Kris jadi heran dengan keadaan dirinya, mendadak ia jadi suka berhalusinasi.

Pria Otsutsuki itu tidak tahu jika makanan dan minumannya sudah diberi obat perangsang oleh lelaki tua di depannya itu saat ia makan di restoran tadi. Karena itulah ia jadi gelisah tak menentu.

"Sudah sampai, Tuan Muda," ujar Kakuzu itu sopan.

Toneri membuka matanya. "Kenapa berhenti di sini? Ini bukan bandara," tanya tak mengerti.

Sopir itu menatapnya heran. "Tadi Anda bilang ingin mampir ke tempat ini sejenak."

Toneri menautkan alisnya. 'Apa benar aku minta berhenti di sini? Tapi ... ah sudahlah, tak rugi aku kemari.' Ia melangkahkan kakinya menuju tempat tersebut.

Dari dalam mobil sopir itu hanya diam menatapnya. Ia ingat pesan Sakura. 'Apa pun yang terjadi jangan biarkan Sasuke memasuki rumahnya.' Lelaki tua bernama Kakuzu itu menatap benda tajam di tangannya. Ia memegang pisau.

🌻🌻 Three Blood 🌻🌻

Sementara itu di sebuah kontrakan mungil, jam menunjukkan hampir pukul 8 malam. Hinata berdandan sangat cantik. Baju yang dikenakannyapun sungguh menggoda. Tipis dan seksi. Ia menatap pantulan wajah cantiknya di cermin. Sudah lama ia tak berdandan secantik ini.

Ia sudah selesai menyiapkan makan malam untuk suaminya. Ah tidak, ia membelinya tidak memasak sendiri. Ia menyemprotkan parfum kesukaannya di leher.

Bel rumahnya berbunyi. Hinata menatap jam dinding. 'Jam 19.40. Apa dia tidak terlalu cepat datang?' Tapi biarlah toh ia juga sudah tak sabar menunggu kedatangan Sasuke. Ia tersenyum.

Bel berbunyi sekali lagi.

'Dasar tidak sabaran!'

Sejenak ia berputar di depan kaca, melihat penampilannya yang sudah sempurna.

Ia segera membuka pintunya.
"Selamat datang, sayang," sapa Hinata semanis mungkin, wajahnya yang secerah bidadari yang baru turun dari kahyangan. Namun, senyumnya langsung hilang berganti rasa keterkejutan melihat siapa yang datang. Bukan suaminya melainkan sosok tinggi menjulang yang wajahnya luar biasa tampan.

Otsutsuki Toneri.

Lelaki itu tak kalah kagetnya melihat penampilan Hinata saat menyambutnya. Ia disambut seperti seorang raja oleh ratunya. Hatinya berdesir aneh. Matanya tak berkedip menatap makhluk ciptaan Tuhan yang sangat sempurna itu. Ia menyentuh bagian dadanya yang kembali berdesir. Hasratnya mulai menyala melihat penampilan Hinata malam ini. 'Sialan! Dia sungguh memikatku malam ini.'

Kamisama, Hanatte Oitte [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang