Part 2 - GENGSI?

862 97 23
                                    


Chat duduk di sebelah Mil yang sedang bengong di bangku taman kampus. Mil tidak menyadari kehadiran Chat. Mil sibuk memelototi Nan yang datang lagi ke kampus dan sekarang sibuk bersenda gurau dengan Phukong. Ini sudah seminggu dan Nan setiap hari selalu ke kampus mencari Phukong setelah kelas sore selesai.

"Oi, Mil!" Chat menepuk pundak Mil. Mil terperanjat nyaris jatuh.

"Saatttt, Chat!!" Mil menjitak kepala Chat tanpa ampun.

"Maaf... maaf... lagipula kamu serius amat, siapa sih perempuan itu? Nempel terus sama Phukong"

"Tetangganya dulu waktu masih kecil katanya"

"Tetangga? Tetangga masa' gitu? Perempuan itu sepertinya suka Phukong"

Mil tidak membantah ataupun mengiyakan. Mil gelisah, Ia juga berpikiran sama dengan Chat. Semakin hari Nan semakin agresif menunjukkan kalau Ia dekat dengan Phukong. Nan tidak memberi celah Phukong bertemu dengan orang lain. Mil menghela nafas, beberapa kali Ia menangkap Nan menoleh padanya.

"Entah apa tujuan perempuan ini, aku nggak suka dia dekat-dekat Phukong" Mil mengatakan itu dengan spontan, lupa kalau Chat ada di sebelahnya.

"Kapan kamu mau nembak Phukong?"

Mil menoleh dengan cepat, kaget dengan pertanyaan Chat. Tak pernah terpikir olehnya untuk menembak Phukong. Bukan, Mil hanya bingung bagaimana caranya. Ia bukan orang yang romantis, membayangkan Ia membawa bunga dan berlutut meminta Phukong jadi pacarnya membuatnya mual. Mil tidak bisa memakai cara seperti itu.

"Kamu harus cepat, bro. Lawanmu perempuan, bukan nggak mungkin Phukong pindah hati. Lihat aja dia nyaman di sebelahnya. Kalau kamu terlalu lama, kamu bisa kehilangan Phukong. Aku balik duluan ya"

Chat melenggang pergi, meninggalkan Mil yang frustasi. Perasaannya campur aduk bagai nasi campur. Mil menggelengkan kepalanya berulang kali dan terus menghela nafas. Akhirnya ia memutuskan pergi dari sana. Mil baru saja membereskan barang-barangnya ketika Phukong muncul di hadapannya.

"Ngapain kamu ke sini?" Tanya Mil ketus

"Bukannya biasanya aku juga selalu mencari P'Mil? Aku cuma bertingkah seperti biasa, ada yang salah?" Jawab Phukong bingung dengan reaksi Mil

 "Oh, kamu baru inget aku?"

 "Maksud P'Mil apa? Kok aku nggak ngerti?"

 "Pikir aja sendiri" Mil mempercepat membereskan barang-barangnya dan pergi meninggalkan Phukong yang bertanya-tanya. Tapi begitu sampai di pintu keluar, Mil menyesali perbuatannya. Dia menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Phukong" panggilnya.

Phukong menghampirinya dengan ekspresi senang "Cai, P'?"

 "Ayo nanti malam main sepak bola"

Senyum Phukong mengembang dan ia mengangguk "Nanti setelah latihan cheerleader, aku langsung ke sana ya"

Mil senang melihat reaksi Phukong, tanpa sadar ia tertawa kecil dan menepuk bahu Phukong.
"Kalau begitu sampai ketemu nanti malam" kata Mil sembari melangkah pergi.

Lapangan Sepak Bola Kampus
Mil duduk di lapangan sendirian. Semua teman-temannya sudah pulang. Dia sudah lama menunggu Phukong tapi Phukong tidak menunjukkan batang hidungnya sedikit pun. Mil ingin marah tapi ia harus tahu dulu apa alasan Phukong ingkar janji. Dulu ia juga sempat membuat Phukong menunggu lama dan kecewa.
Mil menunggu sedikit lebih lama lagi. Setelah yakin Phukong tidak akan datang, Mil berdiri dan mengambil tasnya lalu pergi dari situ. Mil memutuskan menelepon Phukong. Tidak diangkat, hanya bunyi dering tanpa jawaban. Akhirnya Mil berjalan pulang dengan lunglai.
Keesokan paginya, Phukong pun tidak terlihat. Mil jadi emosi dan itu berimbas ke mana-mana. Bahkan Chat pun sampai kesal dibuatnya.

"Oi, Mil! Kalau kamu ada masalah sama pacarmu, jangan dibawa-bawa ke sini!"

"Siapa yang pacarku? Siapa yang sudi jadi pacar orang yang ingkar janji seperti dia?!"

Chat mengacak rambutnya frustasi. Mil seperti perempuan yang sedang PMS, senggol sedikit, bacok!

"Tembak aja kenapa sih Mil!! Kamu udah takut kehilangan dia tapi gengsi!" Chat pergi setelah berkata seperti itu. Mil sendiri tidak mengerti dengan dirinya, kenapa reaksinya berlebihan seperti itu. Mil menghela nafas panjang.

"P'Mil" Sebuah suara mengagetkannya membuat Mil sedikit loncat dari tempatnya berdiri. Begitu melihat sumber suaranya, Mil membuang muka dan membelakangi Phukong. Ia tidak ingin berhadapan dengan Phukong saat ini.

Story of PhukongMilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang