Part 9 - TIDAK TERDUGA

561 65 6
                                    

Mil di sana, terduduk lemas sambil membawa sebuah buket bunga mawar. Posisinya mirip dengan Phukong sewaktu Phukong duduk sendirian sakit hati karena dirinya. Mil tidak menyangka ini akan terjadi pada dirinya. Mil tidak ingin kehilangan Phukong begitu saja, tapi saat ini ia tidak bisa berpikir jernih, otaknya buntu. Hanya terbesit satu nama di kepalanya. Satu orang yang bisa membantunya memikirkan jalan keluar. Mil berdiri dan mulai berjalan terseok-seok. Setelah berapa lama akhirnya sampailah Ia di depan pintu kamar seseorang. Ia menekan belnya dengan sisa energi yang ada. Pintunya terbuka tapi kecil, seseorang mengintip dari celah pintu, menatapnya dengan alis berkerut.

"Nan, tolong aku"

Mil tidak kuat lagi menahan air matanya. Nan membukakan pintunya dan menarik Mil masuk. Nan mengunci pintunya dengan cepat dan mengajak Mil duduk di sofa. Nan membiarkan Mil menangis sebentar sampai ia tenang.

"Apa yang terjadi, P'Mil?" tanya Nan.

"Phukong.... diculik" jawab Mil.

Nan terperangah, Nan sudah bisa menebak arahnya. Sudah ketahuan, Sarawat dan Phukong pasti sudah ketahuan!

"Ceritakan aku detilnya, P'" Nan mengambil ponselnya, ia tampak mengetik sesuatu.

Mil menceritakan semuanya dengan terbata-bata. Tidak pernah dalam hidupnya dia merasa sangat down seperti ini. Mil dan Phukong janjian bertemu di lapangan sepak bola untuk merayakan sebulan jadian mereka. Mil sudah menyiapkan satu buket bunga mawar dan bingkisan hadiah untuk Phukong. Mil sebenarnya juga sudah booking tempat di restoran favorit mereka berdua. Ketika Mil sampai di sana, tidak terlihat sosok Phukong. Mil berpikir mungkin Phukong hanya telat saja, karena ini sudah lewat setengah jam dari waktu yang mereka sepakati. Phukong tadi memang bilang kalau ia mau menyelesaikan sedikit tugasnya dulu baru berangkat kemari.

"So sweet sekali kamu sekarang ya"

Mil menoleh dan mendapati Jued ada di belakangnya. Jued tersenyum licik dan mendekati Mil.

"Kenapa P'Jued ada di sini?" Mil mengerutkan keningnya. Setahu Mil, Jued bukan berasal dari sekitar sini.

"Mencari kamu lah, Mil. Emang ada orang lain yang aku cari di sini?" Jued mendekati Mil.

"P', kita udah nggak punya urusan apa-apa lagi, kenapa sekarang P' tiba-tiba muncul?"

"Ai Mil, kamu tahu kan, aku sayang sekali sama kamu" Jued mengarahkan tangannya ke wajah Mil tapi Mil menghindar.

"Aku nggak akan percaya apa pun lagi yang P' katakan"

Jued mendekatkan wajahnya sampai tinggal beberapa senti dari wajah Mil.

"Tapi dulu kamu percaya dan kamu sangat sayang sama aku, ya kan?"

Jued mendaratkan ciuman singkat dan detik berikutnya ia langsung tersungkur di lantai. Jued tertawa kecil sambil menggelengkan kepala.

"Main drama begini menyenangkan ya, tapi tujuanku sebenarnya bukan kamu, tapi dia"

Jued berdiri dan tersenyum ke arah lain, ke belakang Mil. Mil berbalik dan mendapati Phukong berdiri terpaku di sana, matanya berkaca-kaca.

"Phukong...." Mil melangkahkan kakinya menuju Phukong, namun tiba-tiba dari belakang Phukong muncul dua orang berpakaian serba hitam, menarik Phukong pergi begitu saja dengan kecepatan tinggi. Mil berlari mengejar, tapi Phukong ternyata sudah dibawa masuk ke sebuah mobil dan mobil itu langsung meluncur pergi. Mil kembali ke lapangan dan mendapati Jued juga sudah menghilang dari sana.

"P'Mil kenal P'Jued?" Nan terkejut karena tidak menyangka Mil kenal dengan Jued.

"Aku bertemu P'Jued di sebuah bar, waktu aku masih grade 11"

Story of PhukongMilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang