Jinhyuk berangkat sehari sebelum Byungchan, Seungwoo, dan Wooseok. Beralasan ingin menemui eyang dari Hangyul agar Wooseok tak curiga apapun.
Matahari belum bersinar, Jinhyuk menatap dirinya yang terbaring tak berdaya. Dirinya hanya menghela napas panjang. Jaehwan masih tertidur lelap di ranjang yang sengaja disediakan di kamar rawatnya.
Jaehwan benar tiap pagi sebelum ke kantor Jinwoo pasti mengunjungi Jinhyuk. Jinwoo tidak akan masuk hanya mengintip dari kaca pintu kamar rawat Jinhyuk.
Jinhyuk menggelengkan kepala melihat kelakuan adiknya. Jinhyuk kemudian mengikuti setiap langkah Jinwoo bahkan Jinwoo ke toilet pun Jinhyuk buntuti. Jinhyuk terus mengikuti Jinwoo meski sang adik tentu saja tak tahu kakaknya sejak tadi mengawasinya. Jinwoo membuka pintu ruang kerjanya, menyalakan komputer, dan membaca dokumen yang sudah menumpuk di atas meja kerjanya."Kamu beneran udah dewasa," gumam Jinhyuk, menatap bangga Jinwoo.
Jinhyuk kemudian menatap foto keluarga yang ada di meja kerja Jinwoo, foto terakhir sebelum Mama mereka meninggal, ingatannya kembali pada sepuluh tahun lalu.
Pelayat meninggalkan pusara Mamanya, menyisakan keluarga serta orang-orang kepercayaan keluarga Lee.
Jaehwan hendak menjelaskan tapi Jinhyuk memberi isyarat agar tetap diam biarkan adiknya marah padanya. Jinhyuk tahu adiknya sudah memendam kemarahan padanya sejak bertahun-tahun lamanya.
"Kenapa harus Mama yang pergi? Kenapa bukan lo aja yang Mati? Kenapa Mama nyelamatin lo? Kenapa bukan lo aja yang ditabrak mobil sialan itu? Kenapa?"
teriak Jinwoo sambil terus mencengkram kerah kemeja Jinhyuk. Jinhyuk hanya bisa menunduk merasa bersalah pada adiknya."Maafin Mas, Jinwoo," ujar Jinhyuk lirih.
"Maaf lo gak akan bikin Mama balik!"
"Maaf."
"Harusnya lo yang mati bukan Mama!"
Plak!
Satu tamparan itu mendarat di pipi Jinwoo."Papa!" Jinhyuk terkejut melihat Dongwook menampar adiknya.
Jinwoo mendesis sambil memegang pipinya. "LANCANG SEKALI KAMU JINWOO PADA KAKAKMU!" bentak Dongwook pada anak bungsunya.
"Papa sejak dulu selalu belain dia, selalu menomor satukan dia, mengagung-agungkan dia sampai aku dibuang," Jinwoo terus menunjuk-nunjuk Jinhyuk yang hanya bisa menunduk.