"Kamu tidur sini aja," ucap Wooseok sambil menepuk-nepuk bantalnya bersiap untuk tidur.
"Kamu yakin?" balas Wei.
"Yakinlah, sebenernya dari awal juga aku udah mau nyuruh kamu tidur sampingku aja, tapi takut dikira aku demen banget sama kamu," jelas Wooseok.
Wei tertawa, "Fakta."
"Tetep ya kamu duluan yang suka aku," sanggah Wooseok.
"Iya, iya," Wei langsung menghampiri Wooseok yang ingin membaringkan tubuhnya.
Kini mereka berdua saling berhadapan. Wei mengusap lembut kepala Wooseok. Meski Wei tak bisa Wooseok raih oleh tangannya tapi sentuhan Wei tetap bisa Wooseok rasakan. Bahkan ketika itu, pelukan Wei sungguh terasa nyata dan hangat.
Mata Wooseok sudah berat, "Wei, kalau aku nyentuh kamu, kamu ngerasain gak?"
"Kerasa Seok, walau kamu lihatnya tangan kamu nembus, aku bisa rasain," Wei masih terus mengusap kepala Wooseok membuat Wooseok semakin mengantuk.
Wooseok melingkarkan tangannya pada tubuh Wei. Kepalanya ia dekatkan pada dada Wei. Wei membalas dekapan Wooseok.
"Wei, aku yakin hubungan kita seistimewa itu karena aku selalu nyaman dekat kamu Wei. Aku sayang kamu Wei," Wooseok memejamkan matanya.
"Aku juga sayang kamu Seok."
"Wei, mungkin gak kalau kamu ternyata masih hidup?" Wooseok mengerjapkan matanya, kepalanya sedikit mendongak agar bisa menatap Wei.
Wei terkekeh pelan, "Kamu kayanya udah ngantuk banget sampe ngelantur omongannya."
"Beneran Wei, kalau di film atau drama kaya gitu. Mungkin aja kamu belum mati, mungkin kamu lagi koma terus arwahmu jalan-jalan," ujar Wooseok.
Wei tertawa getir, "Tapi di film atau drama itu tetep aja ujungnya mati Seok."
"Gak semua Wei, ada yang hidup."
"Tapi ini bukan film atau drama Seok, kamu jangan berharap banyak," balas Wei.
"Aku pengen kamu masih hidup biar aku bisa nyentuh kamu tanpa nembus gini," Wooseok kembali menenggelamkan wajahnya di dada Wei.
"Kamu gak boleh berharap nanti kecewa."
Wooseok tak menjawab, dirinya sudah jatuh tertidur. Wei mendekap erat Wooseok. Rasanya pelukan ini sungguh ia rindukan. Ingatannya mungkin lupa tapi hatinya seakan tetap mengingat semuanya, perasaan damai kala menatap Wooseok, perasaan bahagia ketika melihat senyuman Wooseok, perasaan ingin selalu dekat dengan Wooseok semua yang berkaitan dengan Wooseok selalu mengenai hati Wei.
Aku juga berharap aku masih hidup Seok, agar aku bisa terus begini tanpa harus pergi dari sisimu.