Kini Renjun, Mark beserta Chenle sedang duduk di ruang tengah di rumah Seungmin. Tapi ini bukan tempat yang sama dengan kejadian yang menimpa Chris, mereka berada di rumah lamanya Seungmin karena rumah tempat kejadian sedang diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Renjun dan yang lainnya sangat penasaran kenapa ini disebut rumah lama. Maksudnya biasanya orang-orang akan pindah rumah karena kondisi rumah yang sudah tidak memungkinkan atau menghitung antara jarak rumah dan tempat kerja atau sekolah. Semakin dekat semakin baik.
Tapi, rumah lama Seungmin tidak begitu. Kondisi rumahnya baik, sangat baik. Rumah dengan 2 lantai lengkap dengan taman yang luas dan juga kolam renang. Jaraknya juga hanya beberapa kilometer dari rumah Seungmin yang sekarang. Tidak jelas alasan dia pindah karena apa.
"Jadi, lo mau ngomongin apa, Min?" Tanya Mark sekaligus pembuka pembicaraan.
"Kalian juga mikir kalo kematian kak Woojin, kak Jaemin, Jeongin dan kak Chris gak masuk akal kan?" Ujarnya tanpa basa-basi.
Sebenarnya ketiganya masih bingung dan hanya mengangguk. Mereka bingung karena rasanya mereka belum pernah memberi tahu Seungmin tentang pikiran dan teori menurut mereka kan? Kenapa Seungmin bisa tahu...
"Gue mau minta maaf karena waktu kalian ngumpul di lapang basket belakang, gue gak sengaja denger pembicaraan kalian tentang kematian Jeongin waktu itu."
Semuanya mengerti dan hanya mengangguk. Karena merasa sudah mendapat kepercayaan ketiganya, Seungmin mulai melanjutkan ceritanya.
"Cara pembunuhannya itu konsisten, dia selalu bikin korbannya jatuh dari gedung. Kak Woojin, kak Jaemin dan juga Jeongin semuanya jatuh dari gedung. Menurut kalian kenapa dia selalu ngelakuin itu? Padahal banyak cara lain untuk bunuh korbannya, 'kan?"
Semuanya hanya diam tidak menjawab, karena sebenarnya pertanyaan Seungmin barusan memang tidak bisa mereka jawab.
"Tentu aja karena si pembunuh itu mau diungkap identitasnya. Dia ninggalin ciri khas pembunuhannya buat mancing 'seseorang' yang dia incar. Dan, gue gak tau yang dia targetin buat keluar itu siapa." Sambung Seungmin panjang lebar.
Sebenarnya ada perasaan curiga di dalam diri Renjun, Mark dan Chenle. Maksudnya mengapa Seungmin begitu mengetahui banyak sampai bisa membuat teori seperti itu? Apa mungkin dia termasuk kaki tangan pembunuhnyaㅡ hush! Gak baik berburuk sangka. Untuk saat ini yang dibutuhkan semua orang adalah lebih banyak clue tentang pembunuhnya.
Mark menatap Seungmin dengan alis yang terangkat. "Jadi, lo mau kita apa?"
Seungmin membenarkan posisi duduknya menjadi tegak dan ya kalian tau, berwibawa. "Sederhananya kita semua harus kerja sama. Gue mau kita saling bantu buat ungkap pembunuhnya."
Ketiganya mulai saling bertukar pandang satu sama lain. Sebenarnya tidak masalah karena sepertinya sejauh ini Seungmin adalah orang yang dapat dipercaya dan juga bukankah lebih banyak orang yang membantu juga lebih baik?
"Jadi, kita semua harus berbagi informasi kan?" Tanya Renjun dan Seungmin mengangguk.
Tapi setelahnya justru hening. Semuanya ragu untuk memberi tahu informasi yang mereka ketahui masing-masing. Termasuk Chenle dan Mark. Mereka berdua diam bukan berarti bodoh, padahal sebenarnya mereka ternyata mempunyai informasi.
"Gue bakal mulai kasih tahu informasi yang gue tahu dulu supaya kalian bisa percaya sama gue." Ujar Seungmin seakan bisa membaca suasana canggung yang 90% disebabkan karena dirinya. Ingat tentang fakta bahwa mereka sama sekali tidak akrab.
"Waktu gue nemuin jasad kak Chris, ada bekas tikaman di seluruh tubuhnya. 8 di perut, 3 di tangan kanan dan 3 di tangan kiri. Dan yang lebih unik, pihak kepolisian gak nemuin senjata apapun atau darah di dalam rumah. Itu artinya si pelaku udah sering membunuh dan tahu persis gimana cara menutupi kejahatannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.1] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
FanfictionStarting from the nightmare and it slowly become a dangerous terror. In real life. ©elsanursyafira, 2020