Waktu menunjukan pukul 12.00 siang, ini seharusnya adalah waktu istirahat kedua di sekolah tapi Jeno dan Haechan justru telah sampai di rumah Jeno. Iya, mereka berdua membolos.
"Masuk aja, kak Taeyong lagi di butik, dia pasti belum pulang." Ujar Jeno santai sembari duduk di kursi ruang tengah.
Haechan tidak menjawab, dia hanya mengangguk dan berjalan gontai ke samping Jeno. Cuaca hari ini panas, ditambah suasana hatinya juga cukup panas. Ya kalian tahu lah karena apa.
Hening. Keduanya hanya saling diam, malas jika harus memulai percakapan, karena mereka berdua tahu jika mengobrol sekarang, topiknya tidak akan jauh dari masalah Renjun. Wajar jika keduanya masih belum ingin membahas hal itu.
"Cat rumah lo masih aja warna putih, ganti dong, monoton banget."
Jeno dan Haechan saling bertatapan satu sama lain, kenapa diluar terdengar sangat ramai. Jangan-jangan...
"Bawel banget sih, masih mending lo gueㅡ" Perkataan Taeyong terhenti begitu melihat kedua anak manusia yang tengah menatap pintu masuk dengan kedua mata yang terbuka lebar.
"Lah, kok kalian udah pulang? Ini jam berapa?" Tanya Taeyong sembari melihat ke arah jam tangannya. Sedetik kemudian ekspresi Taeyong mulai berubah, dia tahu betul kenapa mereka berdua disini.
"Bolos lagi? Kalian ini sumpah deh mau jadi apa, masa sekolah aja gamau. Nanti gimana kalo..."
Jeno dan Haechan hanya meneguk salivanya kasar sembari menatap ke arah Taeyong, atau mungkin lebih tepatnya, orang yang tengah berdiri di belakang Taeyong.
"Mampus, Chan. Kenapa temennya kak Taeyong ini dateng, bisa abis kita kalo disuruh belajar ama dia." Ujar Jeno dalam hati.
Haechan hanya menatap Jeno kesal, bagaimanapun dia merasa tidak adil, dirinya bisa mendengar pikiran Jeno tanpa dia berbicara, tapi Haechan tidak bisa membalas.
Taeyong yang memperhatikan gerak-gerik aneh keduanya mengernyit heran, ya bisa dibilang keduanya benar-benar tidak mendengarkan 'omelan' Taeyong. Mereka seperti sedang sibuk berdiskusi dengan sesuatu.
Sedetik kemudian, Taeyong mengerti. Dia baru sadar datang ke rumah bersama siapa.
"Ah kalian sengaja ya mau pulang awal karena mau diajaran 'dia'?" Tanya Taeyong sembari menatap temannya.
Temannya hanya menatap Taeyong dan kedua bocah di depannya dengan tatapan bingung, bagaimanapun dia baru sampai, kenapa mereka sudah mulai menyinggung dirinya.
"Terakhir kali gue ngajarin mereka yang ada pita suara gue mau putus karena teriak-teriak mulu." Jawab laki-laki berambut hitam itu. Dia tahu maksud Taeyong tentang harus diapakan kedua anak manusia di depannya.
Seperti yang Haechan dan Jeno perkirakan, perkataan temannya Taeyong itu masih sangat sombong, walaupun memang yang dikatakannya itu fakta sih, tapi masa iya dia berbicara begitu di depan mereka berdua sih!
"Masih songong aja ya, kak." Ujar Haechan sarkas. Wah berani sekali Anda Lee Haechan.
Kim Doyoung, lelaki tampan berambut hitam itu hanya tersenyum, dan senyumannya itu sangat mengerikan di mata Jeno.
"Kalian bolos pelajaran apa? Fisika? Kimia? Biologi? Atau mungkin Akuntansi? Ekonomi? Gue bisa ajarin kalian semua. Ayo pelajaran apa?!" Katanya sembari duduk diantara Haechan dan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.1] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
FanficStarting from the nightmare and it slowly become a dangerous terror. In real life. ©elsanursyafira, 2020