Kini Renjun dan kawan-kawan beserta Chris tengah berada di halaman rumah sakit. Sebenarnya Seungmin juga ikut, tapi dia izin pergi ke toilet. Mereka menunggu kedua orang tua Jisung yang sedang dalam perjalanan menuju kemari.
"Jadi, kalian itu temen Jeongin?" Tiba-tiba Chris membuka obrolan.
Semuanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Chris barusan. Terlihat perubahan raut muka Chris yang awalnya ceria menjadi murung.
"Dia... gimana dia di sekolah kalian?"
Mark menghela nafas panjang. "Anak periang dengan peringkat tinggi. Bahkan dia gak pernah sekalipun gak senyum."
Chris cuma tersenyum tipis mendengar jawaban Mark. "Syukur deh. Dia emang anak baik dan penurut. Gue sama yang lain juga kehilangan banget."
Haechan memutar bola matanya malas. Padahal dia ingin berpura-pura tidak tahu, tapi apa yang Chris katakan di bibir dan apa yang dia katakan di dalam hatinya ternyata jauh berbeda.
"Ya pasti lo dan temen-temen lo kehilangan dia, maksudnya kalian kehilangan 'pembantu' kalian kan?" Ujar Haechan sarkas kepada Chris.
Semuanya yang ada disana tersentak kaget dengan perkataan Haechan. "Chan, lo apa-apaan sih!" Teriak Renjun yang merasa tidak enak terhadap Chris.
Haechan menatap Chris yang terlihat gugup setelah dia berbicara barusan, sedetik kemudian Haechan mulai tersenyum sinis.
" 'Ya anak penyakitan gitu emang pantes mati sih, lagian males banget gue harus ke pemakaman Jeongin. Kalo bukan karena Seungmin, gue gamau'. Itu yang lo pikirin kan?" Sambung Haechan masih dengan nada yang kasar.
Chris mulai gugup dibuatnya. Bagaimana bisa Haechan ini membaca apa yang dia pikirkan? Gak mungkin dia bisa baca pikiran orang kan. Itu cuma ada di dramanya Lee Jongsuk! Gaada di kehidupan nyata.
Chris berdiri dari posisi duduknya. "Maksud lo nuduh gue apa? Emang lo siapa gue sampai sok tahu tentang apa yang gue pikirin tentang Jeongin! Gue ini temen dia bahkan sebelum Jeongin temenan sama lo ya, jangan ngawur deh!"
Haechan hanya tersenyum sinis. "Munafik banget sih jadi orang. Mungkin lo bisa bohongin orang lain, tapi lo gak bisa bohongin gue."
Chris mengernyit, bingung dengan perkataan Haechan. Omong kosong apa yang dikatakan Haechan tadi?!
Jeno memijat keningnya pusing. Lagi-lagi Haechan tidak bisa mengontrol emosinya dan meledak. Terlebih dengan kemampuannya yang bisa membaca pikiran orang lain itu membuat Jeno harus mengawasi Haechan dengan ekstra.
Iya. Haechan memang bisa membaca pikiran orang lain, apalagi jika kaki orang tersebut menempel dengan lantai, dia bisa membaca pikiran mereka dengan jelas.
Yang mengetahui kemampuannya itu hanya Jeno, karena mereka berdua sering bermain game bersama-sama
Suatu hari Haechan tidak sengaja membuat kemampuannya terbongkar. Sulit dipercaya tapi memang ini kelebihan Haechan.Oke, kembali lagi ke situasi yang dibuat 'kacau' gara-gara Haechan. Renjun dan Mark mulai emosi terhadap Haechan karena bersikap kurang sopan kepada orang yang baru saja dia temui dan juga Chenle yang menatap kedua belah pihak bingung. Lagi-lagi hanya dia disini yang tidak bisa mengerti keadaan.
"Chan, lo udah keterlaluan sumpah. Lo kenapa sih?" Teriak Mark ke arah Haechan. Haechan tidak menggubris pertanyaan Mark dan masih saling bertukar pandang dengan Chris.
"Gue gak tau lo bisa baca pikiran orang lain atau gimana. Yang jelas, jangan macem-macem sama gue." Kata Chris dalam hati.
Haechan tersenyum miring. "Yah tapi gue gak takut. Gimana dong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[0.1] BAD DREAM | NCT DREAM ✓
FanfictionStarting from the nightmare and it slowly become a dangerous terror. In real life. ©elsanursyafira, 2020