Hera mengingat bagaimana biasanya ia membuat kopi di pagi hari dan memanggang roti untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor.
"Buat apa dipikirkan. Mulai sekarang aku bisa santai setiap hari tanpa harus mendengar ocehan Chantale Lee si penyihir jahat." Hera berusaha menghibur diri dan memutuskan untuk melewati acara minum kopinya pagi itu. Ia lalu mulai mengecek pesan masuk di HP-nya dan ada satu pesan di HiChat dari Mbak Nuri.
Dengan emoji kucing lucu tengah berurai air mata, Mbak Nuri menanyakan kabar Hera. Pesan itu dikirim sekitar jam setengah enam pagi, di mana Hera yakin kalau Mbak Nuri pasti tak bisa tidur semalaman.
Mbak Nuri : Pagi Heraaa, gimana keadaan kamu..?
Hera pun membalas pesan dari mantan rekan kerjanya itu dengan emoji beruang berwajah muram.
Hera : Pagi juga Mbak~ Yaaah... Kacau, Mbak. Hiks... Mbak Nuri sendiri, are you okay?
Selang beberapa menit kemudian, Mbak Nuri langsung membalas pesan Hera.
Mbak Nuri : Sama sekali not okay! Sekarang kita jadi kaum rebahan ya, hiks... Sungguh kejam sekali mantan perusahaan kita. Aku pikir aku bisa terima nasib tapi ternyata... Ya ampuuun, aku sampai tidak bisa tidur semalam suntuk, karena anak aku ada dua dan tanggungan keuangan rumah tangga itu tidak kecil jumlahnya. Suami aku marah banget tadi malam, katanya mau nuntut Mr. Jeremy. Ngeri. Tapi aku bilang jangan, kita masih punya harga diri.
Hera : Iya, kita cuma bisa terima saja diperlakukan seenaknya kemarin, kalau melawan Mr. Jeremy nanti bisa-bisa gaji terakhir kita beserta pesangon tidak akan dibayarkan bulan depan... Kita harus semangat ya, Mbak! Aku juga sedang mencoba menerima kenyataan dan berusaha move on dari perusahaan lama... Sekarang aku akan mulai mencari pekerjaan baru, yang semoga saja, lebih baik lagi dari pekerjaanku sebelumnya.
Mbak Nuri : Benar sekali, jangan putus asa dan jangan menyerah! Kalau kita tidak bisa move on berarti kita kalah. Semangat!
Mbak Nuri lalu mengirimkan emoji kucing dengan mata berapi-api.
Hera : Siap, Mbak!
Mbak Nuri : Oh ya, kapan-kapan kalau ada waktu kita meet up ya! Berbagi cerita.
Hera : Oke Mbak~ kasih kabar saja kapan mau meet up-nya, nanti kita bisa mencocokkan jadwal masing-masing.
Mbak Nuri : Sip! SEMANGAT!
Mbak Nuri lalu mengirimkan emoji jempol sebagai penutup untuk pesan terakhirnya.
Hera pun membalas dengan mengirimkan emoji dua ekor kelinci saling berpelukan penuh haru.
Setelah bertukar pesan dengan Mbak Nuri di HiChat, selanjutnya Hera menerima pesan dari Veno dan Aini yang entah kenapa masuk secara bersamaan. Saat itu pukul delapan pagi lebih lima menit, keduanya pasti sudah ada di kantor. Sepertinya mereka berdua merasa tidak enak mengirimkan pesan kepada Hera karena menyangka gadis itu masih dalam keadaan sedih dan tak mau diganggu. Tapi di sisi lain, sebagai mantan rekan kerja yang baik memang sudah seharusnya saling berbasa-basi untuk menanyakan kabar.
Hera hanya melihat notifikasi HiChat dan enggan membuka pesan dari Veno dan Aini. Ia berpikir akan membalas pesan mereka berdua nanti saja, ketika ia merasa mood-nya sudah lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hera VS Unexpected Events
Chick-LitKhusus cerita ini, author terinspirasi dari kisah nyata (dengan nama tokoh-tokoh yang disamarkan), tentunya juga terdapat unsur-unsur tambahan yang merupakan fiksi (baik beberapa tokoh dan alur cerita), hal tersebut dilakukan sebagai bumbu ekstra at...