satu

368 43 2
                                    

"eh ehh main nyelonong aja, sini periksa dulu tas nya, takut bawa yang aneh aneh" ucap salah satu osis yang bertugas di depan gerbang sekolah. Jungwon menyerahkan tas yang ia pakai, lalu osis itu memeriksa isi di dalamnya. "Aman" ujarnya singkat lalu mengembalikan tas itu. "Ya lagian aku ngga bakal bawa yang aneh aneh kesekolah, kan tujuanku belajar, bukan aneh aneh" ujar jungwon setelahnya bersamaan dengan datang salah satu osis lain, laki laki dengan tatapan tajam itu menatap jungwon yang berjalan masuk ke lorong sekolah sampai tak dapat lagi diikuti oleh jarak pandangnya.

"Tu anak tadi kenapa?" Tanya laki laki itu--- yang bernama Jay. "Ya gitu, biasa aja sih. Kayaknya agak kesel gara gara ada pemeriksaan isi tas" mendengar itu, Jay hanya mengangguk, lalu membenarkan posisi dasinya lalu merapikan almamater yang tadinya kancing jas itu tak ter tutup.

"Udah jam tujuh kurang 10, udahin aja, langsung tutup gerbang, misal ada yang dateng lagi, biar di urus satpam." Titah Jay pada beberapa osis yang berada di sekitar gerbang. Langkah kakinya berjalan menuju aula, tempat dimana adik adik kelas barunya siap untuk menjalani Masa Orientasi Sekolah. Tatapan elang yang dimiliki jay selalu mendominasi pandangannya, tak jarang jika banyak yang mengira dia jahat, sombong, angkuh dan semacamnya. Jay tak peduli, dia hanya berjalan di jalan yang ia mau, tak mau ambil pusing dengan perkataan orang lain.

"Jay, mulai noh. Kata heeseung lo disuruh opening"

"Lah kok gue? Lo aja hoon, gue males"

"Ogah males juga"

"Yaudah biar heeseung aja sendiri, kan dia ketosnya, ya kali gue? Ogah"

"Ya lo aja yang bilang, gue mau nyiapin ruang kelas sama anak anak"

Jay mengangguk, lalu ia berjalan masuk aula. Suasana yang awalnya ricuh, seketika hening, sepertinya mereka berpikir bahwa jay lah ketua osisnya, mungkin karena tatapannya? Berbeda dengan heeseung yang lebih terkesan lembut, tapi percayalah, baik jay maupun heesung memiliki jiwa kepemimpinan yang sama. Hanya berbeda cara pembawaan diri. Heesung selalu tersenyum, penyayang, sabar, tapi dia juga tegas.

"Sung, lo aja. Jangan gue. Males dah asli"

"Noh lo masuk langsung pada diem kan? Udah lo aja"

"Halah anjir"

Tangan jay meraih mic lalu menghidupkannya.

"Test"

"Selamat pagi?"

'paagiiiiiiiiiiii'

"Ada yang barang barangnya kena rampas di depan?"

Banyak siswa yang mengangkat tangannya, mengetahui itu, jay menggeleng pelan.

"Siapa suruh bawa selain yang udah di list? Salah kalian sendiri ya? Bukan kakak kakak osisnya"

Tak ada jawaban, hanya raut muka cemberut yang terpampang jelas dari adik adik kelasnya itu. Tapi ada tiga orang di pojokan yang seperti asik sendiri tak menghiraukan apa yang bahas.

"Eh itu tiga orang baris ke 2 sebelah kanan, bahas apa tuh asik amat?"

Tiga orang itu menoleh bersamaan, sepertinya mereka ketahuan tidak menyimak orang yang berdiri di depan.

"Tiga orang maju dong, kenalan dulu sini"

Kata osis lain yang memegang mic juga. Itu adalah kakak osis yang ada di gerbang tadi. Jungwon mengawali, dia mengajak temannya untuk berdiri dan maju ke depan lalu ia meraih mic yang di sodorkan kakak osis nya itu. Jay melihat satu persatu dari tiga orang yang maju itu. Salah satunya adalah adik nya sendiri, Sunoo. Satunya lagi adalah anak yang di gerbang, dan satu lagi ia tak tau.

Almamater - jaywon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang