Chapter 5

2.6K 373 67
                                    

🍀 Perfect Father's 🍀

.

.

.

Happy reading guys and ini bertypo bngt sebab aku baru ngetik tanpa edit...

Maaf ya kalo kalian ke ganggu sama typo nya 🥺

.

.

.

Pagi kembali menyapa bumi, namun entah kenapa matahari nampak enggan keluar dari persembunyian nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi kembali menyapa bumi, namun entah kenapa matahari nampak enggan keluar dari persembunyian nya. Suasana pada pagi ini nampak sangat sunyi, langit berubah menggelap tanpa ada awan yang menghiasi pun tak ada suara kicauan burung yang saling bersautan.

Ruang makan keluarga Kim itu pun terlihat begitu sunyi tidak seperti biasanya, ketiga putra Taehyung itu hanya makan dalam diam. Jungkook dan Taeoo sibuk dengan layar Ponsel mereka masing-masing sedang Juhyun terdiam sembari menatap kosong makanan di piring nya. Bertanya Taehyung? Laki-laki itu tengah berada di dalam kamar nya sebab deman sedari tadi malam.

Srettt

"Aku selesai."

Jay mendorong kursi nya ke belakang membuat mereka mengalihkan semua atensi pada dirinya. Juhyun, Taewoo dan Jungkook di buat terkejut dengan memar dan luka yang ada di wajah bocah itu sedang Sunghoon dan Jungwon biasa saja sebab mereka terlampau sering melihat wajah itu terluka.

"Astaga Seong-ie, wajah mu kenapa sayang?" Juhyun bangkit dan mendekati sang cucu.

"Kau berkelahi Jay-ya?" Taewoo pun menatap khawatir pada bocah itu begitu pula Jungkook.

Jay memandang ketiga nya bergantian, lalu tersenyum miris.

"Halmeoni, Harabeoji, Jungkook Samchon. Nan gwaenchanh-a, lebih baik kalian mengkhawatirkan laki-laki payah dan lemah itu di bading aku yang Kuat ini. Sudah ya, Aku berangkat."


Deg!


Jay meraih kasar tas nya yang tergantung di kursi lalu berlalu pergi dari ruang makan setelah berhasil mengejutkan mereka semua karena kata-kata nya, dan tanpa anak itu sadari laki-laki yang menjadi topik utama pembahasan nya tengah berdiri di pertengahan tangga dengan derai air mata yang membasai pipi.

"Anak ku benar-benar membenci ku Tuhan."

Taehyung menghela nafas dan mengusap kasar air mata yang ada di pipi kemudian merekahkan senyum nya kendati hati nya begitu terluka. Dia kembali melanjutkan langkah kaki nya yang sempat terhenti setelah memastikan bahwa si sulung benar-benar telah pergi.

Perfect Father's [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang