"Siapa namanya?"
"Kim Taehyung, tuan muda. Dia masih baru di sini. Apa dia mengganggu anda?"
Park Jimin, pewaris tunggal restoran yang cukup terkenal di Itaewon itu, tak kunjung menjawab, masih terdiam dan mengamati sosok bernama Kim Taehyung lamat-lamat.
Hingga seulas senyum terukir.
Ia menghela nafas. "Aku terganggu dengannya. Suruh dia menghadapku saat kita sudah tutup." perintah Jimin sebelum pergi meninggalkan manager restoran keluarganya itu, Hyunjin.
Di sisi lain, Kim Taehyung, bartender baru di restoran milik keluarga Park, tampak mengerutkan dahi sekarang.
Iris hitamnya melirik sekilas pemuda mungil yang melewati pintu masuk, keluar dari restoran. Sebelum terhenyak oleh kedatangan Hyunjin.
"Tae-ah, kau membuat masalah kah?" tanya Hyunjin.
Taehyung mengerutkan dahi, sekali lagi. "Sejauh ini belum. Ada apa?"
"Woaahh, putra tuan Park meminta kau menemuinya saat restoran tutup. Katanya kau mengganggunya." ujar Hyunjin.
"Ah, mungkin dia ingin membicarakan sesuatu." Taehyung menggumam.
"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Hyunjin yang samar-samar mendengar gumaman Taehyung. Tapi gelengan tegas adalah yang ia dapat. Hyunjin pun menaikkan sebelah alisnya. "Kau tampak tidak tegang sama sekali. Kau akan menghadapi setan kecil."
Aku tau, sahut Taehyung dalam hati.
"Sempat tidak kau melihat aku yang tadi berbicara dengannya? Sungguh, aku menahan diri sangat agar tidak menyerang bibir licinnya itu. Sialan sekali. Bagaimana seorang lelaki bisa punya bibir se--"
"Kau bisa mengurus bar sebentar?" potong Taehyung.
"Ingin kemana kau?"
"Menemui Jimin."
"Hng? Hei hei," Hyunjin menahan kepergian Taehyung, mencekal lengannya. "Kau memanggilnya apa tadi?"
"Ji Min."
"Tae, ingat, aku tau kau masih baru dan belum tau ini." Hyunjin melirik sekelilingnya. Memastikan tidak ada yang berada terlalu dekat dengannya dan Taehyung, agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
Taehyung sendiri mengikuti gerak mata Hyunjin, tapi ia lebih santai.
"Banyak mata dan telinga putra tuan Park di sini. Kau masih baru, mungkin kau belum mendengar pantangan ini. . . jangan pernah memanggil nama kecilnya seenak jidat. Hanya orang terdekatnya yang boleh melakukan itu. Kalau sampai tuan muda Park tau yang kau lakukan barusan, kau akan kehilangan harga dirimu."
Taehyung terdiam, menahan senyum geli kuat-kuat.
Sebenarnya kau ini kenapa?
...
Jimin memiringkan kepalanya dengan senyum tipis terukir cantik di wajah. Kedua tangan terlipat di depan dada. Matanya memicing, melihat lelaki yang dengan santai masuk ke dalam mobilnya, tanpa permisi.
"Aku ingat, aku menyuruhmu nenemuiku sepulang kerja." kata Jimin.
"Aku bisa sekarang. Jadi cepat katakan kau ingin apa?" balas Taehyung, dan Jimin membuang muka, muak.
"Hah! Calon suamiku ini memang sialan." cetus Jimin. "Bukankah kau meminta izin pada ayahmu untuk bekerja di resto ku agar kau bisa menemaniku? Kenapa kau malah mengacuhkanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERS [VMIN]
FanfictionKumpulan story VMIN All genre with love Bahasa baku, semi baku, non baku . . Homophobic leave aja, ntar ketularan karena sekalinya vmIN, kalian ga bisa vmOUT 👼 BUAHhhhhhh