Perfection In Nov. 1 : DESTINY

1.3K 102 5
                                    

Aku tidak mengerti kenapa raut murungmu itu membuatku merasa tidak berguna di sini.

-Kim Taehyung.

Aku ingin mencintaimu karena benar - benar mencintai, bukan karena untuk membalas budi. Kau sudah banyak membantuku, maka dari itu aku merasa. . .

-Park Jimin.




— Perfection In Nov. —

Jalan setapak yang diapit bangunan tinggi dengan model klasik itu adalah tempat seorang pemuda mungil dengan raut pucat berada. Ia berjalan lesu. Sebuah koper besar digeretnya lemah. Satu kenyataan mengatakan jika sejak pagi pemuda itu belum mengisi perut, maka jelas sudah mengapa ia tampak seperti mayat hidup sekarang, pukul 11.25 PM.

Angin malam yang berhembus samar, menggelitik tengkuk telanjang pemuda itu. Musim dingin akan tiba beberapa hari lagi, tapi ia keluar dengan pakaian yang jelas tidak bisa melindungi dirinya dari udara dingin.

Kenapa jalan ini terasa jauh sekali? batin si pemuda setelah sekian lama ia membisu dari mulut hingga batin. Mata sipitnya berpendar melihat sekitar. Pemuda itu menghela nafas panjang. Ia perlu mencari penginapan, tapi sejak tadi, hanya pintu - pintu rumah yang sudah tertutup rapat yang ia lihat. Seseorang memberitahunya jika di sekitar sini ada sebuah penginapan khusus warga asing, tapi sudah tiga puluh menit ia berjalan, tidak juga menemukan.

Apa orang itu menipuku? innernya. Untuk kedua kali ia menghela nafas. Menarik kasar koper besarnya dan melanjutkan langkah sambil menahan kesal. Jika emosi entah kenapa semangatnya bertambah.

Kajja! Temukan jalan keluar!

Tuk! —sebuah benda menimpa kepalanya.

"Haish," pemuda itu mendesis pelan, mengusap kepalanya. Menunduk untuk mencari apa yang baru saja menimpa kepalanya, dan matanya terbelalak.

"O-omo! "pekik pemuda itu, ia mendongakkan kepala, melihat dari mana benda itu berasal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-omo! "pekik pemuda itu, ia mendongakkan kepala, melihat dari mana benda itu berasal. Tepat di atasnya ada sebuah balkon. Tidak ada siapapun di sana. "Tidak, tidak... Jangan berpikir macam - macam Jimin, ini angka baik di Italia, terlebih angka ini tanggal lahir mu," monolog pemuda itu tiba - tiba. Ia menundukkan kepala lagi, berjongkok, mengambil benda yang ternyata adalah cincin itu. Modelnya seperti cincin pernikahan, cantik. Tapi satu yang membuat Jimin cemas. Angka yang terukir di cincinnya.

Park Jimin adalah mahasiswa sejarah, ia sedang merkelana di Eropa untuk melihat - lihat tempat - tempat penuh sejarah, seperti Italia, Venesia, tempat ia berada sekarang. Ia mempelajari banyak hal, termasuknya mitos angka 13. Yeah, mitos adalah hal yang menarik, apalagi jika ada fakta yang mengikutinya.

Bagi kebanyakan orang di dunia, menjumpai angka 13 adalah pertanda buruk. Karena itu hotel, gedung-gedung, dan elevator biasanya melewati angka sial ini. Namun bagi masyarakat Italia, angka 13 justru memberikan keberuntungan. Angka 13 dianggap sebagai tanda kehidupan dan kesejahteraan. Sebaliknya, angka 17 lah yang justru dianggap sebagai angka sial dan tidak digunakan di fasilitas-fasilitas umum. Jimin sangat tahu itu, maka ia mencoba untuk meyakinkan dirinya, ia tidak akan mendapat sial hari ini, atau beberapa menit lagi?

LOVERS [VMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang