almost M, almost angst
— Happy Reading —
Srak! Bugh!"Hah, sampai juga," gumam seorang pemuda dengan perawakan mungil dan kulit seputih susu, yang baru saja melompati tembok untuk masuk secara ilegal ke sekolahnya.
Dia terlambat, tentu saja, dan demi menghindari guru juga anggota organisasi pelajar yang berjaga di depan, dia melakukan hal ekstrim itu. Terlebih seragamnya yang tidak lengkap.
Sekolahnya adalah salah satu yang menerapkan sistem poin dengan batas 100, yang mana jika kau melanggar peraturan, poinmu akan dikurangi sesuai hal yang kau langgar. Dari yang sederhana ; tidak memekai dasi, ikat pinggang, terlambat (-5 poin). Sampai yang parah ; membawa senjata, barang haram, dll (-50 poin / discors). Lalu jika poin hanya tersisa 15, kau akan dikembalikan ke orang tuamu.
Park Jimin, siswa dengan perawakan mungil itu, sudah terlalu banyak melanggar peraturan. Maka dari itu, dia mencoba lolos dari para penjaga untuk menyelamatkan poinnya.
Biar bagaimanapun, Jimin tidak ingin berakhir di keluarkan dari sekolahnya.
"Semoga saja tidak ada yang keliling," harapan seorang Jimin yang tengah berjalan cepat di koridor. Mata sipitnya memicing mengintai sekitar-- sepi, benar-benar hari keberuntungannya.
Jimin sempat tersenyum puas mengetahui itu, tapi saat ia hendak menaiki tangga menuju lantai dua, tempat kelasnya berada, sesosok pemuda yang cukup tidak ia suka membuatnya berhenti di tempat.
Pemuda itu tersenyum sinis melihat Jimin, dan Jimin mencebik, membuang muka.
"Merasa berhasil kabur?" tanya pemuda itu retoris. "Jangan meremehkan diriku, Park. Kau mungkin bisa lolos dari guru, tapi tidak denganku."
Angkuh sekali, batin Jimin. Kebenciannya bertambah sudah. "Ya, seharusnya aku tidak meremehkan ketua organisasi pelajar yang sangat taat aturan ini." kata Jimin. Ia melangkah tegas, mencoba mengalahkan keangkuh dari Kim Taehyung, pemuda itu. Bukan untuk menghadapinya, tapi melewatinya.
Jimin tak ingin berurusan dengan Taehyung, membuang-buang waktu. Lebih baik dia segera naik dan masuk ke kelasnya.
"Tck! Lepas!" seru Jimin saat Taehyung menahan lengannya.
"Tidak. Ikut aku ke ruang BK. Kau terlambat." kata Taehyung.
"Oh, Kim, kau tau? Kau sangat menyebalkan. Sekali saja bisa tidak jadi berandal? Tak usah sok taat. Apa untungnya untukmu membawaku ke BK? Tak ada. Posisimu masihlah tetap sama, siswa. BK juga pasti sudah bosan menghadapiku. Lebih baik kau biarkan aku masuk kelasku sekarang, atau kau akan rugi besar nanti."
"Membiarkanmu masuk kelas juga tidak ada untungnya untukku. Tapi aku punya tanggung jawab pada janji saat pelantikanku."
"Eoh, jaman apa ini? Bicara tentang tanggung jawab pada janji? Omong kosong! Lepaskan aku, jika kau pikir tidak ada untungnya melakukan itu, maka aku akan buat keuntungannya."
Taehyung mengerutkan dahi, sebelum terbelalak saat merasakan benda kenyal dan lembab menimpa bibir tipisnya.
Cups!
"First kiss ku milikmu, Kim." desis Jimin yang setelahnya langsung melesat pergi meninggalkan Taehyung.
---
"Kim Taehyung itu ketua organisasi pelajar, anak presdir perusahaan properti terbesar di Seoul, dan keponakan kepala sekolah. Jangan mencari masalah dengannya, dia bisa saja melakukan sesuatu. Aku dengar dia pernah menjadi berandalan tak kenal ampun dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERS [VMIN]
FanfictionKumpulan story VMIN All genre with love Bahasa baku, semi baku, non baku . . Homophobic leave aja, ntar ketularan karena sekalinya vmIN, kalian ga bisa vmOUT 👼 BUAHhhhhhh