Mohon baca yang sebelumnya kalau lupa jalan cerita ^^
...
Beberapa bulan sebelumnya,
Kim Taehyung tersenyum lebar saat mata tajamnya menemukan notifikasi pesan masuk di layar ponsel yang sejak dua hari lalu tidak terlihat.
Jimin : Aku mencintaimu.
Sebelah alis Taehyung terangkat sebelum senyum gelinya terpampang. "Ada apa dengannya?" gumam Taehyung. Sungguh aneh mendapat pesan seperti itu dari Jimin, karena pemuda manis itu jarang sekali mengungkapkan perasaannya jika tidak diminta.
Tok tok!
Ketukan pintu mengalihkan atensi Taehyung dari layar ponsel. Sempat mengumpat karena ketukan itu mengganggu ia yang hendak membalas pesan dari Jimin.
"Masuk!" perintah Taehyung pada si pengetuk pintu, sedetik kemudian ia menyimpan sejenak ponselnya di saku celana.
Pintu yang terbuka membuat Taehyung dapat melihat siapa yang ingin bertemu dengannya. Kim Namjoon, sang kakak ipar yang bekerja sebagai sekretarisnya.
"Ada apa hyung?" tanya Taehyung. Jika tidak ada siapapun selain mereka di ruangan itu, Taehyung akan memanggil Namjoon dengan imbuhan 'hyung', untuk menghormati.
Sekilas Namjoon tampak tersenyum, sebelum berkata, "Ada orang yang ingin bertemu denganmu. Tapi tolong jangan terlalu emosional menghadapinya."
Taehyung mengerutkan dahi. Ia membiarkan Namjoon memanggil tamunya, dan saat ia tahu siapa yang datang, Taehyung mulai mengeratkan rahang.
"Selamat siang, Kim Taehyung-ssi, lama tidak berjumpa, anda masih mengingat saya bukan? Atau saya perlu memperkenalkan diri lagi?"
"Belum ada satu tahun setelah kejadian itu, bagaimana aku bisa melupakanmu? Adik ipar? Park Jungkook?"
"Cih, berhenti memanggilku adik ipar karena kau tidak akan pernah mendapat posisi apapun di keluarga Park." sahut Jungkook santai.
Taehyung menyunggingkan senyum remeh. "Jimin bisa melakukan apapun untuk mempertahankan hubungannya denganku, begitupun aku. Apa kau tidak mengenalnya?"
Jungkook menggidikkan bahu. "Memang. Dia sangat mencintaimu, aku tidak pernah melihat ia sekolot ini sebelumnya. Bahkan aku hampir tidak mengenalinya... Apa dia kakakku yang manis dan penurut itu? Khe. Tapi tahukah kau? Kau jugalah kelemahannya, Taehyung-ssi."
Kerutan di dahi Taehyung muncul seketika. Mendengar perkataan Jungkook, membuat perasaannya tak nyaman.
"Jimin bersedia dijodohkan dengan wanita pilihan ayah kami, agar kau tetap hidup." Jungkook tersenyum. "Memahami sesuatu?" tanyanya.
Dan gebrakkan keras adalah balasan. Taehyung yang melakukan. Bahkan jika telapaknya memerah dan berdenyut - denyut, ia tidak peduli.
"Ouh, Taehyung-ssi, jangan tersulut begitu," Jungkook masih setia tampilkan senyum ramah yang sangat menyebalkan di mata Taehyung, sebelum berjalan dan duduk di sofa panjang ruang tanpa permisi.
"Lakukan kesepakatan denganku Taehyung-ssi." kata Jungkook. Taehyung menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti, karena setengah pikirannya masih penuh dengan emosi. Ia belum bisa berpikir jernih. "Kau bilang kau bisa melakukan apapun demi mempertahankan hubunganmu dengan Jimin bukan? Kalau begitu lakukan kesepakatan denganku,"
Tatapan tajam Taehyung terarah pada Jungkook. Ia benci membuat kesepakatan yang nantinya entah akan berakhir menguntungkan dirinya atau benar - benar merugikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVERS [VMIN]
FanfictionKumpulan story VMIN All genre with love Bahasa baku, semi baku, non baku . . Homophobic leave aja, ntar ketularan karena sekalinya vmIN, kalian ga bisa vmOUT 👼 BUAHhhhhhh