16. Kesungguhan Jaemin

130 26 5
                                    

double up !!

"Pria sejati itu menepati janjinya, meskipun sulit"

^^^

Jaemin tidak pernah main-main dengan ucapannya, dia benar-benar berniat merebut Siyeon dari Guanlin, tidak perduli apapun tantangannya. Menyadarkan Jeno juga tidak akan berhasil, jadi biarlah Jaemin yang turun tangan sekarang.

Siyeon—ie

Yeon, ntar pulang sama gue ya|

|Gak bisa, gue mau pergi sama Guanlin

Gue gak nerima penolakan, Yeon|
Gue tunggu didepan kelas lo|

|Ck keras kepala
|Kalau lo gak di depan kelas, gue pulang duluan

Siap princess|
√√

Siyeon menutup ponselnya setelah membaca pesan terakhir dari Jaemin. Sangat tumben seorang Na Jaemin mengajaknya pulang bersama.

Sesuai janjinya, Jaemin sudah menunggu Siyeon bahkan sebelum kelas gadis itu selesai.

"Ada apaan sih, Jaem? Tumben ngajak pulang bareng" tanya Siyeon karena dia memang sangat penasaran.

"Mau jauhin lo dari Guanlin, sekaligus ngambil hati lo lagi"

Siyeon menghentikan langkahnya, "J - Jaemin"

"Bercanda, cantik" Jaemin tertawa kecil setelahnya lalu menarik tangan Siyeon perlahan dan mengenggam tangan Siyeon.




><

"Yakin gak mau mampir? mendung tuh, takutnya hujan" Ucap Siyeon setelah mereka berdua sampai di rumah keluarga Siyeon dengan aman.

"Lain kali aja, Yeon. Gue ke rumah Haechan aja, ada urusan sekalian"

"Oh, yaudah. Hati-hati. Makasih juga buat tumpangannya"

"Santai. Gue balik, sampai jumpa besok pagi princess"

Motor Jaemin sudah pergi meninggalkan rumah Siyeon menuju caffe milik Guanlin. Ya, Jaemin berbohong mengatakan dia akan kerumah Haechan.

"Sha, Guanlin ada?"

Shuhua mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan Jaemin, setaunya Jaemin tidak dekat dengan Guanlin, kenapa sampai mencari Guanlin?

"Pak bos gak ada, tapi Jeno ada. Habis kepentok apa jidat lo nyariin Pak Guanlin, temen lo si Jeno"

Jaemin mengangkat bahunya acuh lalu meninggalkan caffe milik Guanlin, meninggalkan Shuhua yang tengah kebingungan. Masalah Jeno dan Siyeon belum selesai, masalah apalagi yang dihadapi Jaemin sekarang, astaga.

Jaemin memberhentikan motornya di depan kediaman keluarga Hwang. Menimbang kembali apakah perlu bercerita pada Minhyun dan meminta sedikit bantuannya.

"Kalau gue minta tolong bang Minhyun terus bang Minhyun bocor ke Hyunjin, pasti anak anak pada tau. Tapi kalau gue kerja sendiri, pasti susah" monolog Jaemin.

"Ah anjing belum siap gue. Cabut ajalah"

Baru saja Jaemin ingin menyalakan motornya, Minhyun sudah keluar dari rumah dan melihat Jaemin di depan rumahnya.

"Loh, Jaemin? Nyari Hyunjin? Hyunjin lagi dirumahnya Yeji, ke rumah Yeji aja. Tau kan?"

Kalau sudah begini, mau tidak mau berbicara dengan Minhyun harus dilakukan oleh Jaemin.

"Eh, enggak bang. Gue mau ngobrol sama lo, bisa?"

Minhyun melihat jam dipergelangan tangannya. "Gue mau ke rumah sakit, sih. Tapi bisa lah 30 menit. Penting banget emang?"

Terlihat Jaemin menganggukkan kepalanya, Minhyun pun mengijinkan sahabat adiknya tersebut masuk kedalam rumahnya.

"Duduk dulu, gue buatin kopi"

Minhyun meninggalkan Jaemin diruang tamu dan membuatkan kopi —minuman favorit Jaemin— lalu menyungguhkannya didepan pemuda itu.

"Ada apa?" tanya Minhyun to the point.

"Siyeon"

Minhyun mengernyitkan keningnya, tidak mengerti kearah mana pembicaraan ini akan berlangsung. "Siyeon, kenapa?" tanya Minhyun lagi.

"Tapi janji jangan cepuin ke Hyunjin ya, bang"

Setelah mendapat anggukan dari Minhyun, Jaemin melanjutkan pembicaraannya. "Gue suka Siyeon, bang. Jauh sebelum Jeno tau Siyeon"

Minhyun sedikit terkejut. Pasalnya banyak pria yang mengantri untuk mendapatkan Siyeon. Wah! Minhyun jadi tertantang untuk mengambil alih Siyeon lagi, tapi tidak! Minhyun tidak akan mengusik Siyeon lagi.

"Terus?"

"Gue kecewa, gue fikir Jeno bakal jaga Siyeon, gue fikir Jeno bakal terus perjuangin Siyeon. Tapi harapan gue salah, bang. Jeno ngecewain gue yang udah mati-matian ikhlasin Siyeon buat dia—

"Gue tau Jeno masih sayang Siyeon" potong Minhyun.

Jaemin terkekeh pelan. "Sayang apanya, dia bahkan gak mau perjuangin Siyeon setelah dia ninggalin Siyeon gitu aja. Tadinya gue mau kasih kesempatan buat Jeno, tapi setelah ucapannya dirumah Renjun kemarin, gue bertekad ngambil Siyeon dari Sibrengsek Guanlin dan Jeno"

Minhyun sedikit tersentak, memangnya apa yang diucapkan Jeno sampai sampai Jaemin yang dicap sebagai pemuda paling tenang ini marah.

"Jeno — bilang apa?"

"Gue gak peduli sekalipun Siyeon tidur sama Guanlin" Jaemin mengulang ucapan Jeno sambil menggenggam erat kunci motornya.

Sekali lagi, Minhyun terkejut. Sebenarnya apa yang ada difikiran Lee Jeno?

"Bangsat!" umpat Minhyun. Emosinya lamgsung tersulut begitu saja.

"Jadi, Lo butuh bantuan apa dari gue?"

Jaemin menatap Minhyun, tidak menyangka Minhyun mengerti maksud kedatangannya.

"Bantu gue ngambil alih hati Siyeon. Buat gue, bang" ucap Jaemin dengan pandangan berapi-api. Dia benar benar bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Oke"

dan dengan kalimat itu, peperangan antara Jeno—Jaemin akan terjadi, lagi.

































^^^
pertumpahan darah dimulai.g - a/n

[1] Dua Asing Yang Pernah SalingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang