Fetish

18 2 0
                                    

Baskara dan Senja berjalan beriringan dikoridor sekolah, tidak. Tidak ada pegangan tangan. Tanpa itupun mereka terlihat mesra, tatapan yang di berikan sang Bara kepada Senjanya sungguh menggambarkan perasaannya, begitu pula senyuman hangat Senja melambangkan ikatan keduanya.

"Bas!" Panggil Alvin, ia berlari menyusul sang empu

"Bas.. " nafasnya tersenggal saat sampai disamping Baskara, duh masih pagi mas Alvin sudah buru-buru saja

Baskara menghentikkan langkah lalu memberikan tatapan "Apa?"

Alvin menatap Baksara penuh makna, begitupun Baskara. Mencoba membaca pikiran masing-masing. Cukup lama mereka menjadi cenayang, hingga lupa Senja yang sudah bingung memperhatikan.

"Kenapa si Bas?" Tanya nya penasaran, diikuti oleh berakhirnya tatap-menatap itu

"Eh, enggg" gugup Alvin semakin membuat tanda tanya besar dikepala Senja

"Kamu duluan aja Nja, kayanya aku mendadak gabisa masuk kelas" intrupsi Baskara

"Kenapa?" Tanya Senja singkat, oh ayolah Bas sampai kapan si mau cabut terus

"Males" jawab Baskara singkat. Nahkan, udah mulai ngambek-mengambek nih

Senja hanya memutar matanya malas, tanpa banyak kata ia meninggalkan Baskara disana. Untuk apa pula membujuk Baskara yang ingin bolos, hanya akan menambah beban saja. Iya beban, beban emosi.

Begitu Senja melangkah, begitu pula Baskara berbalik bersama Alvin. Kemana lagi kalau bukan ke markas. "Yakin Bas?" Tanya Alvin, pasalnya Baskara ini tetap menatap punggung Senja sesekali.

"Urgent kan?" Tanya Baskara, ia menatap Alvin meyakinkan. Ada apa si kalian saling meyakinkan gini

Alvin mengangguk, "Darah dibalas darah" ucap Alvin, raut wajah mereka berubah 180°. Sudah tidak ada lagi kekhawatiran, hanya rahang yang mengeras dan tatapan tajam.

••

Perbuatan Baskara sukses membuat mood seorang Senja Biru terjun bebas. "Nja, mau nitip engga?" Tanya Ayu kesekian kali, ia tak beranjak kekantin menunggu jawaban Senja yang pasti akan dijawab tidak.

"Engga Ayu, gue mau ke uks aja. Gue cape, gue mau tiduran" jelas Senja kembali, please deh Yu berapakali harus dijelaskan

"Udah kekantin aja sama gue, lo tuh ye gabisa dibilang sekali" kesal Ajimo, ia juga sudah menunggu Ayu sedari tadi

"Tapi Nja.." belum sempat melanjutkan kalimatnya Ajimo menyeret Ayu dengan sangat tidak anggun, Senja hanya menghelas nafas. Lelah. Ia hanya ingin istirahat sebentar saja.

Senja berjalan menuju uks, ia ingin cepat segera rebahan. Sumpah ya rebahan tuh enak banget, apalagi kalau pikiran lagi kacau. Duh, obatnya rebahan aja deh

Akhirnya, Uks didepan mata. Rebahan, Senja rindu. Alah, dilan kali. "Senja Biru" suara berat khas mas-mas menyapa indra pendengaran nya

Senja membalikkan badan menghadap sumber suara, "eh, iya pak?" Tanya Senja sedikit kaget, karna Pak Ruli berdiri dibelakangnya

"Bisa bantu bapak sebentar?" Tanya Pak Ruli, sang guru olahraga. Senja mengiyakan, duh gimana. Masa mau bilang engga bisa Pak, saya lagi mau rebahan pikiran saya kacau. Ya gagitu juga kan.

Ia membuntuti Pak Ruli yang berjalan masuk kearah lapangan Basket indoor, disana terlihat beberapa bola Basket yang berserakan dimana-mana. Duh suruh munggutin bola nih, rutuk Senja.

"Tolong ya bantu Bapak mengumpulkan Bola" tuhkan bener, duh Senja sial amat lo hari ini

Senja manut saja meskipun tidak pakai senyuman mengiyakan nya, langsung memungguti beberapa bola terdekat.

Bas, Baskara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang