Nadine berjalan cepat meninggalkan orang-orang yang membicarakannya. Air matanya sudah turun membasahi pipi.
Siapa yang memberitahu itu semua? Kenapa dia begitu tega.
Nadine tidak langsung berjalan ke kelasnya. Ia malah berjalan lurus menuju taman belakang sekolah. Karena dia tahu, jika teman sekelasnya pun banyak yang menbicarakannya.
Setelah sampai di tempat yang masih sangat sepi itu, Nadine terduduk di sebuah kursi yang tersedia disana. Nadine menutup wajahnya dengan tangan, dan kembali menangis.
Ternyata firasatnya benar.
Semua orang sudah tahu tentang apa yang dia alami. Tapi mereka tidak tahu bagaimana kejadian yang sebenarnya. Mereka hanya bisa menyangka-nyangka dan beropini sesuka hati. Tanpa tahu bahwa Nadine adalah korban disini.
Disaat seperti ini, Nadine membutuhkan seseorang. Dia butuh sandaran. Tapi, siapa?
James, Nadine tidak mengharapkan laki-laki itu untuk datang. Mungkin sekarang dia sedang bahagia dengan kekasihnya 'kan? Dia pasti senang karena dengan orang-orang tahu rahasia ini, James mempunyai alasan kuat untuk meninggalkannya.
Keluarga James yang terpandang pasti akan malu dengan adanya berita ini. Mereka pasti akan melakukan sesuatu. Misalnya, menjauhkan Nadine dari James? Bisa saja 'kan?
Otak Nadine dipenuhi dengan pikiran-pikiran yang buruk. Dia terlalu kalut.
Demi apapun, ia benar benar membutuhkan seseorang.
"Nadine ...,"
Nadine terkesiap. Ia langsung menoleh ke sumber suara yang sangat dikenalinya itu dengan wajah penuh air mata.
Rara. Gadis itu berdiri disana dengan mata berkaca kaca. Dia terlihat .. Kecewa.
"Ucapan orang-orang tentang lo ... Apa itu bener?" tanya Rara dengan suara lirih.
Nadine tidak menjawab dan hanya bisa menundukan kepala, lalu menangis. Ia meremas roknya dengan keras sampai kusut dengan tangan bergetar.
Dia takut Rara akan meninggalkannya karena masalah ini. Dia takut Rara menjauh. Rara mungkin akan merasa malu jika memiliki teman sepertinya.
Rara menghampiri Nadine. Duduk disamping perempuan itu. Tanpa kata, Rara langsung menarik sahabatnya itu kedalam dekapannya. Seakan tengah membagi kekuatannya.
Nadine yang mendapatkan pelukan itu tentu saja terkejut. Dia pikir, Rara akan memaki dan mengatainya. Tapi ternyata, Rara malah memberinya pelukan yang memang sangat dia butuhkan.
Nadine segera membalas pelukan itu dengan erat. Lalu menangis dengan hebat. Memang ini yang ia perlukan. Ia ... Butuh pelukan dari orang terdekatnya. Dan Rara memberikan itu tanpa diminta.
Tak apa jika tidak ada James. Yang penting ... Nadine masih mempunyai Rara sebagai penguatnya.
"A-aku takut Ra ... Hiks ... Aku takut ...," suara Nadine terdengar bergetar dan begitu pilu. Seluruh tubuhnya mendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE - 2020 | END✔️
FanfictionIni cerita 4 tahun yang lalu, jadi maaf kalau agak menggelikan :") "A mistake, which made Me and You, become Us." ©by saturfive_2002 2020/2021 Allright reserved