"Ih Ryco, liat! Ada siput kecil!" Jeremy yang sedang berjongkok didekat selokan berseru girang pada Jeryco.
Pagi menjelang siang ini, si kembar sedang bermain bersama teman-temannya. Ada Rayyan, ada Sevaro, dan ada juga Faronal yang seumuran dengan si kembar.
"Itu bukan siput! Tapi keong!" salah satu anak yang lebih muda dari kelima bocah itu bersuara. Dia adalah Leonard Holcher. Anaknya Bibi Yana dan Paman Rayn. Selisih umur Leon dan si kembar hanya satu tahun.
Mari kita mengulang waktu dimana Bibi Yana dan Paman Rayn menyadari kalau mereka mau memiliki anak.
Pagi itu, Yana terbangun dari tidurnya saat rasa mual terasa diperutnya. Wanita itu melirik jam yang ada di nakas. Jam menunjukan pukul enam tepat.
Dengan tubuh lemas, Yana segera bangun dari berbaringnya. Menoleh sebentar ke arah Rayn yang masih terlelap dan kemudian turun dari ranjang menuju kamar mandi.
Wanita itu berdiri dihadapan wastafel. Mengeluarkan sesuatu yang membuatnya mual. Tapi, yang ada hanyalah air liur saja. Tidak ada makanan atau apapun itu.
Yana menghela nafas. Membersihkan mulutnya menggunakan air dan membasuhnya menggunakan tisu yang terletak di samping wastafel itu.
"Sayang?"
Yana tersentak saat sebuah suara serak terdengar dari belakang tubuhnya. Ia menoleh, dan mendapati sang suami berdiri diambang pintu kamar mandi dengan wajah khas bangun tidur.
"Mual lagi?" tanya Rayn seraya menghampiri istrinya. Yana mengangguk, lalu memeluk Rayn.
"Ke rumah sakit mau ya?" bujuk Rayn. Karena dari kemarin, wanitanya ini tidak pernah mau dibawa ke rumah sakit karena mengira ia hanya masuk angin biasa.
Sang Istri menggeleng manja sembari mengeratkan pelukannya pada pinggang Rayn.
Rayn menghela nafas, mengusap lembut rambut istrinya dengan sayang. "Please? Kita ke rumah sakit ya? Kali ini aja turutin aku. Aku takut kamu kenapa-napa." bujuk Rayn lagi.
Kali ini Yana yang menghela nafasnya. Wanita itupun mengangguk. Mengiyakan bujukan suaminya. Membuat Rayn tersenyum karena Istrinya akhirnya menurut.
***
Yana dan Rayn duduk dihadapan seorang dokter laki-laki yang masih terbilang muda. Kening keduanya mengernyit heran saat melihat tatapan bingung sang Dokter.
"Ada apa Dokter?" tanya Yana halus.
Sang Dokter sedikit tersentak. "Mmhp ... Gimana ya. Kayaknya, kalian harus periksa ke Dokter lain buat membuktikan sesuatu yang saya duga." katanya.
"Ma-maksudnya?" Rayn bertanya dengan raut bingung.
"Begini, Pak. Sebenarnya ini hanya perkiraan saya saja. Dilihat dari gejala yang dialami Istri Bapak ini, sepertinya dia sedang mengandung—"
"Ha?" Yana dan Rayn melongo.
Si Dokter tersenyum. "Saya punya kenalan Dokter kandungan. Dia bertugas di Rumah sakit ini juga dan kebetulan dia sedang ada disini. Kalau kalian mau, saya bisa membuat janji dengan beliau."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE - 2020 | END✔️
FanfictionIni cerita 4 tahun yang lalu, jadi maaf kalau agak menggelikan :") "A mistake, which made Me and You, become Us." ©by saturfive_2002 2020/2021 Allright reserved