"Wah, Ra ... ini pestanya meriah banget. Yang dateng juga bajunya bagus-bagus gitu. Aku berasa jadi ampas di sini."
Rara menoleh ke arah sahabatnya dengan tatapan malas. Baru juga turun dari mobil, cewek di sampingnya sudah minder lebih dulu.
"Lo tuh cantik, Nadz. Cantik banget malah. Gue yakin Gwen bakal kalah cantik sama lo," balas Rara jujur setengah gemas.
Gadis bernama Nadine Aster Willona itu menciut malu mendengar ucapan Rara. Dirinya tidak biasa dipuji. Lagipula, apa yang spesial dari dirinya sampai harus mendapat pujian?
Kadang, Nadine iri pada Rara. Gadis itu tentu gadis yang cantik, pintar, dan pastinya kaya raya. Dan gadis itu ... Juga memiliki orang tua. Tidak seperti dirinya yang hidup menumpang bersama Paman dan Bibi.
"Udah ayo masuk."
Ucapan Rara membuat Nadine tersentak dari lamunan. Gadis itu mengikuti langkah Rara memasuki sebuah Rumah besar yang menjadi tempat pesta ulang tahun diadakan. Ef-way-ay, yang berulang tahun merupakan teman sekelas kedua gadis tersebut.
Saat melangkahkan kakinya masuk ke tempat ramai itu, Nadine dan Rara menjadi pusat perhatian. Oh, lebih tepatnya Nadine.
Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian? Gadis yang jika di sekolah terlihat kurang enak dipandang kini berubah menjadi cinderella. Tentu itu menjadi hal yang sangat mengejutkan. Apalagi, sekarang Nadine tengah memakai gaun yang sangat memperlihatkan bentuk tubuhnya. Bagaimana laki-laki tidak terpesona kalau seperti itu?
Nadine menunduk malu saat dirinya ditatap penuh pesona oleh para laki-laki yang ada di sana. Jantungnya berdegup cepat. Keringat dingin membasahi telapak tangan karena saking gugupnya dia.
Rara disampingnya hanya bisa menahan senyum. Agak geli melihat sahabatnya itu malu-malu seperti kucing. Tapi dia juga merasa senang karena Nadine yang tidak pernah bersolek, kini mau-mau saja di make over olehnya menjadi cinderella dadakan malam ini.
"Ayo, Nadz!"
Rara mengapit lengan kiri Nadine. Mengajak sahabatnya itu menuju tempat para teman sekelas mereka. Tenang, Nadine tidak pernah dibully di sekolah. Dia juga tidak dijauhi oleh teman sekelasnya hanya karena perbedaan status sosial. Nadine merasa bersyukur karena diberikan orang-orang yang bisa menghargainya.
"Hai!"
Rara menyapa dengan suara ceria pada teman teman sekelas mereka yang tengah berkumpul dan mengerubungi si pemilik acara. Gwen.
Lain dengan Nadine yang saat ini meremas lengan Rara karena terlalu malu. Oh ayolah, Nadine tidak pernah berdandan sampai memakai dress pesta seperti ini. Tapi sekarang, lihatlah, bahkan dia memakai make up dan rambutnya ditata dengan cantik. Itu membuat Nadine merasa sangat malu.
"Hai! Akhirnya dateng juga."
Itu Gwen. Tatapan gadis cantik itu kemudian beralih ke arah Nadine yang tampak menciut malu. Itu membuatnya geli. Gwen mengembangkan senyum jahilnya.
"Cie ... Nadine dandan nih yeee," ledeknya sembari terkikik kecil.
Hal itu membuat Nadine gelagapan. Gadis itu jadi tambah merapatkan badannya didekat Rara. Semua teman sekelasnya yang berkumpul terbahak melihat itu. Nadine lucu sekali.
"Mana, Nadine? Mana cewek gue?"
Suara rusuh itu berasal dari Gery, teman sekelas yang sering menggoda Nadine.
"Subhanallah jodoh gue jadi cantik banget!" ucapnya terpesona sembari menatap Nadine dari atas sampai bawah.
Hal itu membuat para teman temannya menyoraki cowok itu. Merasa tak terima dengan ucapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE - 2020 | END✔️
FanficIni cerita 4 tahun yang lalu, jadi maaf kalau agak menggelikan :") "A mistake, which made Me and You, become Us." ©by saturfive_2002 2020/2021 Allright reserved