🍒 - 04

47.9K 3.4K 80
                                        

    Nadine menatap James dengan tatapan tidak percaya. Jantungnya berdegup dengan cepat. Gadis itu langsung mendorong dada James. Menjauh dari cowok itu saat mendengar ceritanya.

    Air mata Nadine turun deras. Dengan cepat, Nadine membuka pintu Mobil dan keluar dari sana. James yang melihatnya dengan segera mengikuti Nadine keluar.

    "NADINE!!"

    "NADINE, TUNGGU!"

    Nadine menulikan telinganya. Gadis itu terus berlari kencang meninggalkan James yang kini mengejar dia.

    Nadine betul-betul merasa jijik pada dirinya sendiri. Merasa bodoh karena tidak bisa menjaga mahkotanya. Ternyata, alasan James mendekatinya karena cowok itu sudah mengambil Mahkota berharganya? Sesuatu yang berusaha untuk dia jaga. Nyatanya, Nadine sama sekali tidak bisa menjaga itu.

    Seharusnya Nadine curiga saat James tiba-tiba saja mendekatinya. Seharusnya, dka sadar jika orang seperti James tidak mungkin tertarik padanya.

    Dia sudah mengecewakan kedua orang tuanya. Dia sudah mengecewakan Paman dan Bibinya yang merawat dia sejak kecil. Nadine tidak bisa membayangkan akan sekecewa apa mereka jika dia memberitahu kenyataan ini.

    Nadine berhenti di halte dengan nafas tersenggal. Gadis itu menangis dengan hebat sampai sulit untuk bernafas. Dadanya sesak setengah mati.

    Dia menghentikan taksi yang mendekat, lalu langsung menaikinya.

    "Jalan pak," ucapnya serak.

    Supir taksi tadi segera mengendarai taksinya. Sesekali melirik ke arah penumpangnya yang saat ini menangis. Dia ingin bertanya, tapi melihat Nadine yang tangisannya terdengar memilukan, membuat sang supir jadi enggan. Takut mengganggu.

    Nadine menoleh ke samping dimana James juga tengah menatap ke arah taksi yang dia tumpangi. James melihat Nadine menjambak rambutnya frustasi.

    Nadine menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi penumpang yang dia duduki. Dia memejamkan matanya dengan erat. Kemudian, kepalanya menunduk. Menatap perutnya dengan pandangan berbeda.

    Tangannya yang bergetar mengelus perut itu dengan lembut.

    Ada nyawa yang bersemayam didalam sana. Nyawa yang harus dia jaga dengan sepenuh hati. Entah apa yang harus dia lakukan nantinya. Nadine tidak tahu.

***

    James masuk kedalam rumahnya dengan wajah kacau. Matanya memerah. Dengan gontai, laki laki itu melangkah menaiki satu persatu tangga menuju kamarnya.

    "James?"

    Langkahnya terhenti saat mendengar suara lembut itu memanggilnya. Ia ingin berbalik, tapi entah kenapa rasanya sangat sulit.

    "James, Mami panggil kamu loh sayang." ucap Wanita yang merupakan ibu dari James.

    Dengan perlahan, James membalikan badannya. Kepalanya menunduk dengan dalam. Tidak berani menunjukan raut kacaunya pada sang Ibu

    Alisa, ibu James segera menghampiri putranya yang terlihat begitu rapuh. Kedua tangan wanita itu terangkat untuk menangkup kedua pipi James.

MISTAKE - 2020 | END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang