((Bonus Chapter))
Chandra dan keluarga kecilnya melakukan sarapan bersama. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Alga di sebuah gedung pertemuan. Sebelum berangkat, Meilin meminta suami dan anaknya mengisi perut terlebih dahulu. Meilin tidak mau Azka rewel hanya karena lapar.
Pernah Azka diajak ke sebuah acara pernikahan dan anak laki-lakinya itu meminta minuman yang diminum pengantin saat prosesi suap-menyuap di atas pelaminan. Chandra sudah membujuknya tapi anak itu malah menangis kencang. Alhasil, Chandra meminta sisa minuman itu karena Azka benar-benar tidak mau diambilkan dari tempat lain.
Mengingat itu, Chandra was-was; gamang ingin mengajak Azka ke acara pernikahan. Namun tidak enak juga menitipkan bayi empat tahun itu kepada Mami Papi-nya. Semakin bertambah usia Azka semakin aktif dan sudah pasti merepotkan kedua orang tuanya.
"Yah!" panggil Naresha yang telah cantik menggunakan kerudung khas anak-anak dengan pin boneka di dadanya. Mereka berempat memakai baju seragam dengan warna maroon. Sudah pasti Meilin yang menggagas ide itu dan Chandra hanya nurut saja.
"Nana lupa belum doa sebelum makan," katanya. Naresha memang suka memanggil dirinya Nana, semua teman dan guru di sekolah PAUD juga memanggilnya dengan sebutan Kak Nana.
"Ayo ikutin Ayah!" titah Chandra.
"Bismillaahi ...,"
"Bismillaahi ...," Naresha meniru dengan mengangkat kedua tangannya seraya menatap polos ke arah sang ayah.
"Fii awwalihii ...,"
"Fii awwalihii ...,"
"Wa Aakhirihi."
"Wa Aakhirihi."
"Aamiin."
Naresha mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Meilin yang sedari tadi diam menyimak mulai angkat bicara. "Beda ya?"
Chandra mengangguk. "Kalau ingatnya di pertengahan atau di akhir pakek doa itu." Beritahu Chandra. Meilin manggut-manggut baru tahu.
"Artinya?" tanyanya lagi.
"Dengan menyebut nama Allah di awal dan akhirnya." Chandra menjawab.
"Singkat ya, tahu gitu lupa aja setiap makan, jadi doanya pendek," kekeh Meilin.
"Kamu mau, makan bareng setan yang liurnya netes ke makanan kamu!"
"Ewh~ kenapa ngomong gitu pas lagi makan!" protes Meilin jijik.
"Lagian suka banget ambil jalan pintas."
Meilin menyengir. "Maafin istrimu," bujuknya dengan menunjukkan wajah imut dibuat-buat.
"Ih, Dek Azka jorok! Makanannya jatuh ke baju!" pekik Naresha sontak membuat Meilin dan Chandra menoleh cepat. Meilin ingin menangis rasanya, melihat baju anak laki-lakinya bernoda makanan sekarang. Tadi Azka memaksa untuk makan sendiri, Meilin sudah menyelipkan sapu tangan di kerah baju Azka, tapi noda makanan itu mengotori lengan panjang baju kokonya.
"Sayangku!" keluh Meilin. Namanya juga baju kembaran, jelas Meilin tidak memiliki baju cadangan serupa.
"Aka gak sengaja," cicitnya menekuk bibir bawahnya hampir menangis.
"Udah, gak papa, pakein baju yang warnanya hampir mirip aja," putus Chandra.
Suara tangis Azka akhirnya pecah mengisi ruang makan. Eryn datang mengintip kericuhan pagi ini. "Kenapa?" tanyanya mengusap air mata Azka.
![](https://img.wattpad.com/cover/233746476-288-k101305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Mom [END]
RomanceJulian Chandra Zahrawi berubah status menjadi seorang Ayah karena membawa bayi dari tempatnya bekerja. Pria berprofesi dokter itu mengira jika orang tuanya mau menjadikan sang jabang bayi sebagai adiknya. Nyatanya, kedua orang tua Chandra tidak mau...