babak 9

634 170 32
                                    

welcome october! makasih atas kerjasamanya guys buat tetep dukung ff ini ^-^

so, happy reading..

Lilith's Curse

Soobin mengakhiri panggilannya ke telepon kantor agensi Jaehyun dengan meninggalkan kesan penuh ancaman. Sementara Jaehyun masih mencerna apa kesalahan yang pernah dia lakukan di masa lalu sampai mendapat kebencian sebesar itu.

"Apa yang dia katakan?" tanya Junmyeon setelah Jaehyun meletakkan telepon.

"Aku juga tidak yakin apa yang barusan dia katakan," ujar Jaehyun jujur masih bingung.

"Apa kau bilang?"

Junmyeon mengernyit bingung.

"Jadi dia dari kantor berita mana? Berapa yang dia inginkan?" tanya Junmyeon menuntut kejelasan.

Jaehyun menggeleng, "Aku ragu dia dari kantor berita manapun. Sepertinya dia punya dendam pribadi denganku."

Junmyeon semakin bingung. Jika Jaehyun mengatakan bahwa si pembuat berita itu iri dengannya, itu akan lebih masuk akal. Setidaknya sudah rahasia umum bahwa dalam dunia hiburan dipenuhi kecemburuan dan iri dengki. Namun untuk membawanya pada tingkat dendam, Junmyeon pikir itu terlalu berlebihan.

"Apa kau yakin dia bukan sainganmu atau dari kantor berita entertainment?" tanya Junmyeon terakhir kalinya.

Jaehyun berpikir sejenak lalu mengangguk, "Tidak seratus persen, tapi kemungkinan terbesarnya seperti itu."

"Bagaimana ini?" giliran Jaehyun bertanya.

"Bawa wanita dari perusahaan Hwang corp kemari. Kita perlu bicara dengannya," kata Junmyeon memberi putusannya.

"Pastikan kau tidak membuat masalah tambahan."

Junmyeon memandang Jaehyun sinis. Jaehyun mengembus nafas berat.

Lilith's Curse


"Bu GM Kim, Pak presdir meminta untuk ditemui di ruangannya."

Dahyun memejamkan matanya sejenak. Dia menarik nafas dalam-dalam sesaat setelah suruhan presdir perusahaan mendatangi ruangannya.

Seharusnya dia sudah bersiap-siap akan seperti ini. Dia membuat seluruh orang negeri ini melihat namanya dalam pencarian berita pagi ini, disertai embel-embel perusahaan tempatnya bekerja. Banyaknya pasti dia memberikan efek pada perusahaan.

Sepertinya dia harus menyiapkan surat pengunduran diri.

"Permisi, Pak."

Dahyun masuk ke dalam ruangan presdir dengan nyali sedikit menciut. Dia sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan, berusaha semaksimal mungkin dan memberikan sebanyak mungkin untuk perusahaan. Tidak ia kira ia akan mengecewakan presdir pada akhirnya.

Segala effort yang sudah ia kerahkan untuk kemajuan perusahaan, seakan sirna semuanya.

"Kenapa kau begitu diam tidak seperti biasanya?" tanya Presdir pada Dahyun yang sedikit merunduk.

Dahyun mengangkat kepalanya perlahan, membalas pandangan presdirnya.

"Maafkan saya," katanya singkat.

"Untuk apa maafmu itu?" pertanyaan presdir terdengar sinis di telinga Dahyun.

"Maaf sudah membuat perusahaan dalam kesulitan."

Lilith's CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang