Awal

2.3K 118 43
                                    

Perlahan semua orang akan tahu  apa yang sebenarnya terjadi tentang masa lalu yang sama sekali tidak pernah di sebut dalam kehidupannya.

Terang-terangan dotolak secara terus menerus. Bahkan setiap kali dia bertindak saja selalu di tepis bagai sampah dan penyakit yang sama sekali tidak pernah dilirik.

Sedikit genggam yang harusnya di dapat sejak kecil, tapi selalu diabaikannya. Ada luka yang diam,diam coba ditutupinya. Hanya sebentar, sebelum dia kembali datang dengan sebuah penyesalan yang sama sekali tidak terduga.

Pengakuan yang dianggapnya sebuah kepalsuan dan kebohongan ternyata hanyalah kekeliruan yang tidak pernah di sadarinya. 

"Lupain Papa lo. Dia nggak pantes di sebut sebagai Ayah dengan sikapnya yang nggak bertanggung jawab."

Sederhana. Tapi tidak pernah bisa dilupakan. Setiap kali menhingatnya, justru luka yang muncul terus menerus. Membiarkan jejak dalam ingatan itu selalu menjadi satu dari sekian banyaknya halaman usang yang sempat terisi, namun tak berarti.

"Gimana caranya lupain? Kalau setiap detiknya gue selalu ingat. Bahkan gue selalu ini ada di sana dan ngerain peluk hangat Papa, kayak dia peluk lo, Bang!"

"Iya tapi gak perlu jadi orang lain, buat dapat simpatinya. Cukup jadi diri sendiri dan hidup tenang."

"Buat lo, tapi lo gak tahu apa-apa Bang."

Cukup singkat, hanya sebentar lalu  berakhir  seperti derai hujan. Tak ada gang tahu setelahnya. Kisahnya begitu sempurna untuk dilalui. Bahkan cita-citanya pupus bersama luka.

. . . .
Salam manis NJ. 😊
Sampaikan pada semesta kalau kisahnya akan dimulai di sini.

Publish, 28 September 2020

EVERY SECOND ✔( Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang