🐸🐸
Hari ini jam pelajaran kedua berlalu cepat, semua murid dikelas Lara keluar berhamburan. Namun tidak dengan Lara dia hanya duduk termenung dan sangat tidak bersemangat hari ini.
Vano menunggu kedatangan sahabatnya itu namun dia tidak menemukan nya. Akhirnya dia memutuskan untuk menjemput sahabat nya saja sendiri dari pada harus menunggu tanpa ada kepastian hehe.
Vano menghampiri Lara yang sedang duduk termenung dengan kedua tangannya sebagai penyangga kepalanya. Dia menepuk lirih bahu Lara sehingga membuat Lara tersadar dari lamunannya.
"La ngapain sih, gue udah nungguin dari tadi lo gak keluar-keluar." Vano menarik bangku disamping Lara dan duduk disana.
"Gue bingung Dit."
Vano mengerutkan keningnya dan berkata, "Bingung kenapa, ada apa emang? "
"Si Vano itu anak sekolah sini bukan si?"
"Oh iya, katanya si dia murid pindahan La."
Oh dia murid pindahan, batin Lara dengan mengangguk-ngangguk guna mengerti.
"Yaudah mau ke kantin gak?"
"Ayo."
Lara dan Dito pergi ke kantin dan duduk ditempat yang kosong. Mereka menikmati pesanan mereka masing-masing dengan lahap.
Namun tak seperti biasanya, kini kantin begitu gaduh dan ramai. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.
"Lo tau gak adek kelas yang namanya Vano? Dia ganteng banget ya." ujar alah satu murid perempuan berkata sambil berjalan melewati Lara dan Dito.
Kini Lara tau bahwa mereka sedang membicarakan cowo aneh itu. Lara menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Cih cowo aneh kek dia dibilang ganteng."
"Brisik banget sih mereka heran gue, gantengan juga gue kali." Dito berkata sambil menyombongkan dirinya kepada Lara.
Lara mendorong lirih jidat sahabatnya itu, "Elo ganteng Dit?" ucap Lara meremehkan.
"Iya dong, anak paling ganteng di sekolah ini." ujar Dito sambil berpose keren kepada Lara.
Namun bukan nya membuat Lara terkesan malah justru membuat Lara tertawa karena nya. Lalu Dito pun ikut tertawa dengan tingkahnya sendiri.
Aneh memang rasanya, dia yang melakukan dia juga yang mentertawakan. Mereka berdua tertawa bersama dan melanjutkan makan mereka.
Murid yang dikantin semakin heboh saat Vano end the geng berjalan menuju kantin. Suara teriakan dari para adek kelas membuat telinga Lara pegal rasanya.
Lara menutup kedua telinganya dengan tangannya dan berdecak kesal terhadap sekumpulan murid yang berisik sekali. Dito hanya diam dan tetap menikmati makanannya sendiri.
Vano melangkah melewati meja Lara dan Dito, dia tersenyum sinis kepada keduanya. Lara yang mengetahui itu langsung menatap mata lelaki itu dengan menaikan satu alisnya.
Melihat ekspresi Lara yang begitu Vano tersenyum sinis lagi dan pergi meninggalkan Lara dan Dito. Vano end geng menuju meja mereka.
"Itu orang kenapa liatin kita gitu ya La, aneh banget tau gak?" tanya Dito terheran-heran.
"Emang aneh." balas Lara singkat.
Lalu Lara segera menghabiskan makanan nya dan pergi dari kantin yang sangat berisik ini. Begitu selesai dia berdiri dan meninggalkan Dito sendirian. Dito berdecak kesal dan segera menyusul sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH LARA (On Going)
Teen Fiction[Go reading and vote] "Aku benci sama dia tapi aku juga cinta. Ah sial kenapa juga aku harus cinta sama dia, apa apaan ini?" -Clara Abelia "Karena cinta itu bermula dari benci. Maka nya jangan terlalu benci sama orang karena benci tandanya cinta."...