10. Sesuatu yang terlewatkan

17 4 2
                                    

.

.

.

"Menyadari hal-hal kecil yang sering terlewatkan adalah hadiah di tengah ingar-binar dunia."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Intinya aku sedang mendapat pencerahan. Sudah pasti, jika aku mampir ke lapak ini. Itu artinya ada sesuatu yang terjadi di luar sana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.







Mempunyai seseorang untuk mendengar sekaligus menjadi lawan bicara yang nyambung. Adalah sesuatu yang spesial. Di keadaan yang carut marut, dengan pikiran negatif yang meluber ke segala arah. Kita hanya perlu berhenti sejenak. Mendengarkan dan di dengarkan—oleh seseorang yang sudah pasti jumlahnya tidak banyak di dunia ini.

Orang yang bisa paham, tapi tidak iya iya saja saat di ajak bicara.


Orang yang bisa menerima pendapatku, tapi dia juga mempunyai sudut pandang sendiri.


Dia adalah orang yang terseleksi dari sekian banyak sosok dalam hidupku. Pasti kamu juga punya. Tapi kamu belum sadar.






Sosok itu hanya bisa di lihat saat kamu benar-benar membutuhkan bantuan. Uluran tangannya sangat berati ketimbang pujian orang lain.


Walaupun tidak sering bertemu. Cukup sekali dua kali pertemuan. Kamu merasakan manfaatnya. Dengan kata lain kamu tidak sia-sia menghabiskan waktu untuk dia.


Bukan berati kamu memanfaatkannya atau sebaliknya. Sadar atau tidak. Manusia memang melakukan itu setiap saat. Jika kamu merasa di manfaatkan.


Coba kata-katanya di balik.





"Aku bermanfaat untuk dia dan orang lain. Jika tidak ada aku, siapa yang menolong mereka."


Today I Have a StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang