Back Again

116 19 3
                                    


'And finally, kembali lagi ke tempat terkutuk ini' gerutu Keisha dalam hati.

Dia masih terpaku di depan pintu, enggan untuk beranjak. Dia memutar bola matanya dengan malas.

Meskipun rumah Cakra yang begitu besar seperti istana, itu sama sekali tidak membuatnya merasa senang jika harus tinggal di rumah sebesar ini dengan pria psycho sepertinya.

"Ehemm.. Ayo masuk"

Keisha menoleh dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Jika aku tak mau apa kau mengizinkanku untuk pergi?"

Cakra mendekat, matanya menatap tajam Keisha. Tatapan matanya sungguh mematikan.

"Cukup.. Cukup.. Hentikan, jangan menatapku seperti itu. Aku akan tinggal disini" ucap Keisha tanpa sadar.

Cakra menarik sudut bibirnya, Keisha menutup mulutnya.

'Astaga! Apa yang aku katakan?'

"Ayo kita masuk, akan aku tunjukkan dimana kamarmu"

"Eh"

***

Bola mata Keisha berputar menatap sekelilingnya. Tak dapat dipungkiri jika kamar itu terlihat sangat mewah.

"Bagaimana kau suka dengan kamar ini?"

Keisha mengangguk.

"Ini akan menjadi kamar kita nantinya"

"Kamar kita?"

Cakra mengangguk.

"Kau dan aku?"

Cakra kembali menganggukkan kepalanya.

"Tidak mau" teriak Keisha.

Cakra melotot, dia mendekatkan wajahnya di hadapan Keisha.

"Eh kau mau apa? Jangan mendekat" ucapnya gugup.

Cakra meniup wajah Keisha.

"Aku akan membiarkanmu pergi setelah kau mengatakan dimana kau sembunyikan anakku?"

Keisha membuang mukanya.

'Dia benar-benar tidak waras, baru kemarin bertemu dengannya sekarang sudah menanyakan keberadaan anaknya'

"Kenapa tak menjawab?" bentak Cakra.

"Tuan Cakra yang terhormat, harus berapa kali aku mengatakan kepadamu jika aku sama sekali belum pernah melahirkan. Jadi bagaimana mungkin aku menyembunyikan anakmu. Aneh sekali" kesal Keisha.

Cakra mencengkram pipi Keisha.

"Eh sakit"

"Berani sekali kau membantahku, hah"

"Kita baru saja bertemu kemarin dan kau kemarin baru memperkosaku bagaimana bisa aku langsung melahirkan seorang anak"

"Kau"

"Apa?"

"Tiga tahun yang lalu kau yang naik sendiri ke ranjangku dan menggodaku. Apa kau tidak ingat?"

"Tiga tahun yang lalu?"

Keisha mencoba mengingat kejadian tiga tahun yang lalu. Tapi dia sama sekali tak mengingatnya.

"Maaf Cakra, sepertinya kau salah orang"

"Tidak mungkin! Jika aku bilang wanita itu adalah dirimu ya sudah pasti dirimu" teriak Cakra.

"Eh"

Cakra menghembuskan tubuh Keisha. Keisha merintih kesakitan.

"Dasar pria gila" ucapnya pelan.

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang