Keisha berjalan mengendap-endap. Bola matanya celingak-celinguk. Saat dia rasa sudah aman dia mulai melangkahkan kakinya dengan cepat.
"Nona Keisha, kau mau kemana?" tanya bibi Hera.
Keisha mendadak menghentikan langkahnya, dia menoleh dan tersenyum kikuk.
"Eh bibi Hera ada disini, aku pikir kau sedang pergi berbelanja"
Bibi Hera menghampiri Keisha.
"Nona.. Kau mau kemana? Kenapa kau membawa tas seperti itu? Jangan bilang kau akan kabur?" ucapnya mengintrogasi.
"Eh tidak.. Aku hanya bosan kalau terus menerus di rumah, aku hanya ingin pergi jalan-jalan sebentar saja koq"
Sorot mata bibi Hera masih menatap lekat wajah Keisha.
"Kenapa? Apa bibi Hera tidak percaya?"
"Apa nona sudah izin tuan muda sebelumnya?"
"Eh itu—"
Keisha mengepalkan telapak tangannya.
"Bibi Hera.. Sebentar saja, biarkan aku pergi. Aku janji kepadamu sebelum Cakra pulang aku akan segera kembali"
Bibi Hera hanya diam.
"Yah please, sebentar saja koq"
"Hmm baiklah, tapi ingat yah nona sebelum tuan muda pulang kau harus sudah kembali"
"Sip beres"
Keisha langsung berlalu pergi.
"Padahal nampaknya tuan muda sangat menyukainya" ucap bibi Hera pelan.
***
Keisha terus melangkahkan kakinya di pinggir jalan. Sudah hampir dua jam di berkeliling dan bertemu dengan teman lamanya tak juga mendapatkan info mengenai keberadaan Airin. Padahal Airin adalah satu-satunya saksi hidup yang dapat membuktikan jika Keisha tak bersalah.
Sepasang mata memperhatikan gerak-gerik Keisha.
Keisha masuk ke dalam toko porselen yang begitu menarik perhatiannya.
"Woow bagus sekali"
Pria itu terus mengikuti Keisha dan setelah berada cukup dekat dengan Keisha, dia menarik lengannya.
"Oh ternyata benar ini kau?"
Keisha terkejut.
Sean menatapnya sinis.
"Katamu kemarin kau diculik dan akan dibunuh? Tapi melihat penampilanmu seperti ini, apa penculik itu memperlakukanmu dengan sangat baik atau kau hanya menipuku saja?"
Keisha berusaha melepaskan cengkraman Sean di tangannya.
"Lepaskan Sean, kau menyakitiku"
Sean terkekeh dan melepaskan tangannya.
"Ckck.. Aku tak percaya kenapa kau bisa menipuku seperti itu, Keisha? Kau pikir aku akan percaya kepadamu setelah apa yang kau katakan kemarin? Kau ternyata benar-benar sangat ingin menggodaku yah?"
"Eh"
Keisha merasa terkejut dia hanya menundukkan kepalanya.
'Jadi di matanya aku serendah itu'
Keisha melangkah mundur namun dia tak sengaja menyenggol guci dan menjatuhkannya.
PRAAANNKKK..
"Eh"
Keisha menoleh, matanya membulat.
"Ahh nona, kau harus menggantinya" teriak penjaga toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
FanfictionKeisha Putri, penulis novel kurang terkenal meskipun sudah banyak karya yang dia buat tapi tak membuatnya menjadi terkenal. Hidupnya berjalan mulus hingga si pengusik Cakrawala Dirgantara datang secara tiba-tiba menanyakan keberadaan anaknya. Janga...