Sudah hampir tengah malam tapi Keisha belum juga terjaga, dia terus mondar-mandir di dalam kamarnya memikirkan nasibnya yang mungkin akan berakhir tragis besok.
Paman Dimas yang tak sengaja melintas melihatnya iba.
"Nona kau belum tidur?" tanyanya.
Keisha terkejut, dia menoleh dan menggeleng.
"Apa boleh aku masuk?"
Keisha mengangguk.
"Pria itu—"
"Tuan muda sedang pergi ada urusan penting dengan klien jadi malam ini dia tidak pulang"
Keisha menghembuskan nafasnya lega.
Dia tersenyum dan menatap lekat paman Dimas hingga membuatnya salah tingkah.
"Paman Dimas, apa boleh aku pinjam ponselmu? Cakra menyita ponselku dan tak mengizinkan aku menelpon seseorang disini. Tapi apa kau mau meminjamkan ponselmu untuk malam ini saja? Mungkin besok aku sudah tidak ada lagi di dunia ini, aku hanya ingin menelpon seseorang sebentar saja. Apa boleh aku meminjamnya?"
Paman Dimas merasa sangat iba dengan Keisha. Tanpa pikir panjang dia memberikan ponselnya kepada Keisha.
"Silakan nona jika itu bisa membuatmu senang"
Keisha sangat bahagia dengan cepat dia menekan tombol angka di ponsel itu.
"Hallo"
Keisha terdiam, matanya berkaca-kaca saat mendengar suara pria yang amat ia rindukan.
"Hallo Sean, ini aku Keisha" ucapnya gugup.
"Ya aku tau itu kau? Tapi kenapa kau menelpon dengan nomor orang lain?"
"Hmm lupakan itu, ada hal penting yang ingin aku katakan kepadamu"
"Ya katakanlah, jangan terlalu banyak basa-basi dan membuat kesalahpahaman antara aku dan Regina jika kau terus menghubungiku"
"Sean.. Jika aku mengatakan aku diculik apa kau akan datang untuk menyelamatkanku?"
"Diculik? Siapa yang mau menculik penulis novel tidak terkenal dan tidak punya apa-apa sepertimu?"
Keisha terdiam, dia tak menyangka jika reaksi Sean akan seperti itu.
"Sean, aku mengatakan yang sebenarnya. Aku diculik dan mungkin besok aku akan mati, apa kau akan datang untuk menyelamatkanku?"
"Hahaha omong kosong macam apa itu, Kei? Aku tau ini sudah larut malam, aku rasa kau terlalu banyak nonton drama yang tidak bermutu jadi bicaramu ngawur seperti itu"
"Sean, tapi aku tidak berbohong"
"Keisha.. Kenapa kau melakukan ini? Apa kau ingin membuat hubunganku dan Regina renggang? Bagaimana pun Regina adalah adikmu, dia calon istriku dan untuk apa kau selalu menggangguku dengan membicarakan hal yang tidak jelas seperti ini"
"Sean, kali ini aku mohon percayalah kepadaku, mungkin besok aku sudah mati. Jadi apa kau tak akan datang untuk menyelamatkanku?"
Nada bicara Keisha sudah mulai bergetar.
"Jika memang kau benar diculik dan besok kau bilang kau akan mati, kau tak usah takut Kei, aku akan dengan tulus menerima jasadmu dan menganggap kau sebagai saudaraku. Bagaimana pun juga kau adalah calon kakak iparku, kan?"
DEGGHH..
Hati Keisha terasa sangat sakit, bagaikan tersayat. Butiran bening itu mencelos keluar dari pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
Hayran KurguKeisha Putri, penulis novel kurang terkenal meskipun sudah banyak karya yang dia buat tapi tak membuatnya menjadi terkenal. Hidupnya berjalan mulus hingga si pengusik Cakrawala Dirgantara datang secara tiba-tiba menanyakan keberadaan anaknya. Janga...