Psycho Husband?

99 17 1
                                    


"Aku pergi, jaga dirimu disana. Ingat jangan pergi kemanapun tanpa seizinku"

Keisha meremas surat dari Cakra.

Dia langsung melompat kegirangan.

Benar-benar hidupnya terasa sangat bebas sekarang.

Ada ribuan rencana di benaknya.

"Yuhuu akhirnya aku terbebas dari si pyscho itu" teriak Keisha.

***

"Nona, kau mau pergi kemana?" tanya paman Dimas saat melihat Keisha sudah di ujung pintu.

"Aku? Aku mau pulang ke kontrakanku saja. Disini membosankan"

"Tapi nona, tuan muda tak mengizinkanmu untuk pergi kemanapun selama dia tidak ada"

WHAT?

Keisha membulatkan matanya.

"Kau pasti salah dengar paman Dimas, dia sekarang tidak ada disini. Kau berbohong saja, katakan aku masih tinggal disini tapi sebenarnya aku pulang ke kontrakanku"

"Maaf nona saya tak bisa melakukannya, tuan muda sudah berpesan kepada saya untuk tak membiarkanmu keluar dari rumah ini sekalipun dia tak ada"

Keisha mengusap wajahnya frustasi, dengan terpaksa dia memutar kembali tubuhnya dan berlari ke kamar atas.

Dimas sebenarnya iba dengan Keisha, tapi mau bagaimana lagi dia harus patuh dengan perintah yang diberikan oleh Cakra.

Jika tidak, entah apa yang akan terjadi padanya.

***

Keisha terisak di dalam kamarnya, tubuhnya bergetar. Dia benar-benar merasa terkekang.

Bagaikan burung dalam sangkar, sekali pun sangkar itu terbuat dari emas tetap saja dia sangat ingin terbang bebas.

Keisha menghembuskan nafasnya kasar dan menyeka airmatanya. Karena baginya percuma jika mengeluh atau protes pada Cakra tak akan berhasil. Pria itu selalu mengikuti egonya tanpa memikirkan perasaan orang lain.

"Aku harus secepatnya memikirkan cara untuk keluar dari sini. Aku benar-benar tidak betah tinggal disini. Terutama tinggal bersama pria psycho itu" gerutu Keisha.

***

Sejak tadi Keisha hanya menonton televisi, sesekali dia menulis materi untuk novelnya yang belum kelar.

Tiba-tiba terbesit di pikirannya untuk membuat cerita kehidupan pribadi.

Dia bersemangat mengetik ceritanya, kali ini bukan cerita fiksi melainkan kisah nyata yang dia alami sendiri.

"Cakra, pria arogan, egois, ambisius dan paranoid dia selalu memaksakan kehendaknya pada orang lain"

Keisha tersenyum saat mengenalkan tokoh utama pria dalam novelnya.

"Keisha, seorang gadis lugu dan polos. Kehidupannya berubah sangat drastis saat bertemu dengan paranoid itu. Hanya kebebasan yang dia inginkan"

Keisha terus mengetik ceritanya di laptop dan saat tengah asik menulis ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk.

Ekspresi wajah yang dari tadi berseri berubah muram saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Keisha menggeser tombol touch di ponselnya dengan malas.

"Hm"

"Kei, apa kau merindukanku?" tanya Cakra di sebrang sana.

"Tidak"

PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang