Fated to You {AkaKuro}

The Pressure

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh...

Kuroko menghitung dalam hati lembar demi lembar kertas di tangannya, sebelum kemudian menyerah dan membanting map berisi kumpulan file itu ke meja. Ia menjambak rambutnya frustasi.

Astaga, kenapa jadi seperti ini?!

Ia hanya ingin memanfaatkan waktu libur yang tersisa untuk menenangkan diri di Kyoto. Tapi, bukannya menjernihkan hati dan pikiran, situasi justru bertambah ruwet dan membuat kepalanya pusing.

Kuroko melirik map hitam di bawahnya. Batinnya berkecamuk. Mau tak mau ingatannya kembali ke percakapannya dengan sang nenek, Hanako, dua hari yang lalu.

"Kau tahu usia nenek tidak akan lama lagi, kan?"

"Baachan!"

"Nenek hanya berbicara fakta, Tet-chan. Kita tidak perlu menutupinya. Oleh karena itu, sebelum nenek mati, maukah kau mengabulkan permintaan terakhir nenek?"

Kuroko mengepalkan kedua tangan di pangkuannya. Menggertakan gigi, ia berucap dengan susah payah, "Katakan."

"Aku ingin menunjukmu sebagai ahli waris Mayuzumi Group."

Mata Kuroko membulat. Ia yakin telinganya bermasalah. Hanako memakai kata 'aku' alih-alih 'nenek', menandakan wanita itu tengah serius. Namun, Hanako kembali melanjutkan dengan tenang seolah tengah membicarakan menu makan malam.

"Kau tahu tidak ada yang kupercayai di keluarga ini selain dirimu, bukan? Alasan Akihito, kakekmu, tak kunjung memilih penerus sepeninggal ayahmu adalah karena dia sama sekali tidak mempercayai Shinsuke maupun Shizuka. Dia selalu ingin memanggil kembali Shinichi, tapi tak bisa karena egonya yang begitu tinggi. Hingga ketika Shinichi pergi untuk selamanya dan kakekmu menyusulnya, dia belum juga menyelesaikan wasiatnya—meninggalkanku sebagai wakilnya untuk mengurus segala aset Mayuzumi."

Kuroko mendengarkan dalam diam. Hanako melanjutkan.

"Aku tahu ini terlalu berat dan tiba-tiba untukmu. Karena itu, aku menambahkan syarat dalam wasiatku. Haruto, berikan padanya."