OO2

408 67 23
                                    

Gangnam, 20 - 10 - 20
09.30 kst

Sunyi. Hanya ada dirinya di dalam bangunan bertingkat dua yang di huni oleh 4 orang ini. Kedua orang tuanya beserta sang kakak pergi layaknya keluarga bahagia menuju tempat wisata menarik di sekitar kota Gangnam.

Ya, apa yang di lihat jauh tidak seperti apa yang di rasakan oleh jungwon sekarang. Keluarganya hanya ingin ia belajar tanpa peduli jika si bungsu merasa terbebani.

Kalimat perhatian yang ibunya sampaikan tempo hari hanya berlaku sementara, terlihat munafik tapi memang begitu keadaannya. Tamparan yang sudah menjadi santapan sehari-hari bukan lagi hal yang asing bagi jungwon.

Tatapannya terpaku pada sosok yang berada di foto berbingkai kayu di atas meja depan ranjang. Kilasan masa lalu yang kini hanya bisa di kenang tanpa bisa di ulang. Masa lalu yang kini mengundang ribuan harap supaya sang kawan bisa kembali dengan rasa yang sama.

Jungwon pikir, istilah 'penyesalan' tidak bisa di anggap hal yang sepele. Ini menyakitkan, dan terus bertahan hingga 2 tahun lamanya. Senyuman pahit terukir jelas pada wajahnya. Jujur, ini adalah pertama kalinya jungwon melakukan kesalahan yang membuat dirinya terperangkap dalam kesalahan yang ia perbuat sendiri.

Pergi dari kota asalnya dan menjadikan Kota Gangnam sebagai pelarian atas kesalahannya. Lalu setelah itu, rasa sesal mulai menyebar di seluruh penjuru hati sang pembuat masalah. Sakit. Pertama kalinya jungwon mengerti, jika dirinya harus berhati-hati pada sesuatu yang bisa melibatkan hati.

Karena sungguh, jungwon benar-benar menyesali seluruh perbuatannya sekarang.

...

- flashback

Suara nyanyian lagu terdengar di seluruh penjuru ruangan, balon-balon nampak menghiasi ruangan dan menambah kesan ceria. Orang-orang ramai mengucapkan 'selamat ulang tahun-!' Dengan intonasi tinggi sebagai tanda turut berbahagia.

Senyuman manis terukir pada wajah seorang lelaki yang kini tengah berdiri di balik meja yang di atasnya terdapat kue ulang tahun beserta beberapa kado yang di berikan oleh para tamu yang datang.

"Jungwon-ah-!"

Sang pemilik nama menoleh dan memberikan senyuman lebar pada lawan bicara.

"Selamat ulang tahun-! Ini hari terakhirmu berada di sekolah menengah pertama bukan? Dimana kau akan memilih sekolah lanjutanmu?"

"Aku tidak yakin, tapi ku pikir, kita akan berada dalam sekolah yang sama nanti."

Raut bahagia terlihat jelas pada gadis di hadapan jungwon. Gadis dengan surai panjang berwarna hitam murni yang di ikat dan kaca mata bulat menambah kesan lembut pada wajahnya.

"Jinjja? Uwaah akan sangat menyenangkan bukan jika kita berada dalam sekolah yang sama? Ah ya, ini. Aku membuat ini untukmu. Semoga kau suka-!"

Setelahnya, gadis tersebut pergi. Hadiah yang di berikan terbilang kecil dan terbilang ringan. Jungwon membuka hadiah tersebut dengan rasa penasaran yang menggebu, isinya terdapat sebuah gelang yang terukir namanya pada bagian tengah gelang tersebut.

Juga satu lembar surat, yang sayangnya ia hanya membaca sekilas lalu membuangnya begitu saja setelah membuat kertas tersebut sobek tak berbentuk.

- flashback off

"hai gadis yang lahir di musim dingin, dengan wajah putih dan senyum lembut seperti salju, aku harap aku akan berhasil menemukanmu, entah itu besok, lusa atau mungkin minggu depan, tapi yang pasti aku akan setia berdiri disini untukmu, untuk membayar apa yang aku lakukan tempo lalu"

- jungwon 2020

— tbc .

octoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang