OO8

161 41 0
                                    

Gangnam 20 - 10 - 20
18.45 kst

"Kau tidak pulang? Cafe akan tutup satu jam lagi."

"Kenapa? Bukankah cafe akan buka hingga pukul 10 malam?"

"Urusan kantor, atasan kami harus menemui klien. Pulanglah, jungwon."

Pemilik sacred smile yang kini tengah berdiri di hadapan jungwon dengan tatapan yang lurus menatap kearah netra tajam jungwon tersebut nampak tidak menampilkan ekspresi sama sekali saat berbicara dengan lawannya.

Sungguh, ini jauh lebih menyakitkan saat melihat gadis yang ia cari selama 2 tahun kini berubah secara drastis karena ulahnya sendiri. Jungwon memberikan senyum tipis dan segera bangkit dari kursi cafe.

"Kalau begitu.. Kau mau kan pulang bersamaku?"

"Makhsudmu?"

Perlahan jungwon berusaha untuk menggenggam tangan hyunseo yang terasa pas dengan telapak tangannya. Hatinya menghangat saat melihat hyunseo tidak memberontak sama sekali. Ini sudah lebih cukup meskipun dirinya tau ia akan ditolak setelah ini.

"Pulang. Sungguh sudah lama sekali sejak terakhir kali aku mengantarmu pulang ke rumah. Ah ya, dimana tempat tinggalmu sekarang? Apa kau masih"--

"Tidak perlu. Aku bisa pulang sendirian."

"Ini sudah larut sore, hyunseo. Tidak baik jika kau pulang sendirian di saat jalanan mulai sepi seperti ini."

"Kau tau aku terbiasa untuk pulang sendirian sejak sekolah menengah, bukan? Toh, tidak akan terjadi apa-apa."

Hyunseo berbalik, berniat untuk meninggalkan jungwon dan kembali pada pekerjaannya. Namun genggaman tangan jungwon kiat mengerat saat dirinya mencoba untuk pergi.

"Kumohon, hyunseo.. Kita perlu bicara. Beri aku waktu untuk bicara denganmu hari ini, please ku mohon.."

"Aku harus segera menutup cafe, jungwon. Pulanglah sebelum waiters lain mengusirmu."

Hingga pada pukul tepat jam 7 malam, jungwon benar-benar bisa menyalurkan seluruh emosinya dengan membawa sang gadis tenggelam dalam rengkuhannya. Tangis nya benar-benar tidak bisa di tahan. Air mata jatuh begitu saja saat dirinya berhasil memeluk hyunseo tanpa ada penolakan dari pihak lainnya.

"Aku minta maaf.. Sungguh aku benar-benar minta maaf.."

...

- flashback

kini, jungwon mulai di selimuti oleh rasa rindu pada sosok gadis yang selalu berada di sampingnya di manapun dan dalam kondisi apapun.

Jungwon mengerti, mengapa di seluruh kisah yang pernah ia baca penyesalan selalu datang pada akhir cerita. Ego selalu datang tatkala cerita baru saja di mulai. Ego yang selalu membutakan mata, lalu setelahnya, penyesalan datang tanpa permisi.

Hyunseo bukan sosok yang special. Namun gadis itulah yang membuat jungwon bisa yakin jika saja ia akan lulus test di sekolah idamannya. Gadis itu yang selalu menemaninya sejak pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir yang berjalan tidak menyenangkan.

Menunggu memang bukan hal yang sulit, namun rasa rindu serta penyesalan yang menggebulah yang membuatnya sulit.

Jungwon masuk ke dalam sekolah yang ia inginkan. Tanpa ada senyuman special beserta lesung pipi indah yang selalu ia pamerkan pada orang-orang di sekitarnya. Dan tanpa adanya dukungan serta tempat sandaran yang ia dapatkan di masa dirinya masih berdiri di sekolah menengah pertama.

- flashback off

"takdir itu lucu ya? Kita di pertemukan dengan saling melempar senyum dan di akhiri dengan tangis. Apa harus kita merasakan luka, sesal dan kecewa terlebih dahulu sebelum kita dapat tersenyum kembali seperti dahulu?"

- jungwon 2020

— tbc .

octoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang