OO4

243 48 15
                                    

Gangnam 13 - 10 - 20
14.35 kst

Langkah kaki yang terdengar di seluruh penjuru koridor menjadi sambutan untuk jungwon setelah menyelesaikan ujian yang di selenggarakan oleh sekolah.

Kaki jenjangnya berjalan menuju gerbang guna menunggu bus datang untuk mengantarnya pulang dengan keadaan selamat. Halte nampak sepi, meskipun ada beberapa orang yang beralu lalang di sekitarnya.

Jungwon mendudukan dirinya pada sebuah kursi yang tersedia di halte tersebut. Halte ini sudah sangat lama usianya, terlihat dari kaca yang mulai usang juga dinding halte yang terlihat mengelupas juga terasa lembab saat di sentuh.

Bus datang, jungwon segera melangkahkan kaki menuju pintu bus dan mencari tempat untuk duduk. Sayang, bus dalam kondisi padat dan mengharuskan ia untuk berdiri dengan tiang besi yang menjadi pegangan untuknya.

Jarak antara sekolah dengan rumah jungwon bisa terbilang jauh. Karena itu jungwon terbiasa menggunakan bus di bandingkan berjalan kaki seperti siswa lainnya. Alasannya jelas, sang ayah mana sudi untuk mengantarkan si bungsu ke sekolahnya hanya karena si bungsu yang tidak pernah sama sekali mendapatkan sesuatu yang membuat sang ayah bangga atas kerja kerasnya.

Ralat, bukan tidak pernah. Hanya saja, mereka memang tidak peduli akan kehadiran jungwon yang mati-matian berusaha agar kedua orang tuanya bisa berbagi kasih sayang padanya.

Netra hitamnya terpaku pada sosok yang kini berdiri membelakanginya. Dengan surai panjang yang sama seperti seseorang yang selama 2 tahun ini ia cari. Belum lagi dengan wajahnya yang nampak persis hingga membuatnya yakin jika saja firasatnya benar.

Ada rasa ingin memanggil, namun ragu terus menyelimutinya. Hingga bus berhenti dan gadis tersebut menghilang dari pandangannya, jungwon hanya bisa menerima kenyataan jika ini kedua kalinya ia membiarkan gadis tersebut pergi.

...

- flashback

Langit jingga menjadi latar dari serunya perbincangan dua sejoli yang kini berada di atas balkon milik keluarga salah satu di antara mereka.

".. Besok. Besok adalah hari terakhir test, kau yakin jika kita akan lulus dengan nilai yang sempurna?"

Gadis tersebut mengangguk dengan semangat dan menggenggam erat telapak tangan dingin milik jungwon.

"Tentu-! Kita sudah bersama sejak pertama kali memasuki sekolah menengah ini, sudah pasti kita harus sukses bersama-sama."

Kekehan kecil terdengar dari arah jungwon. Ia tidak yakin, sungguh.

"Jika.. Salah satu di antara kita gagal?"

"Maka aku juga akan gagal."

"Jangan bodoh. Kita masih bisa saling menyemangati satu sama lain meskipun salah satu di antara kita gagal, berjanji padaku untuk terus selalu berada disisiku serumit apapun hal yang harus kita lewati."

Pinky promise yang di akhiri dengan tawa menjadi penutup dari kisah manis antara jungwon dengan gadis tersebut. Pengingkaran janji, rasa kecewa, dan pergi meninggalkan kawannya menjadi hal yang terjadi di masa depan.

Mereka tidak peduli, jika saja hari ini mereka bisa terus bersama, maka ke esokan hari mereka akan berusaha untuk bersama seperti hari ini.

- flashback off

"Kau tahu? Satu hal yang kini bersarang di hatiku selepas aku menemukan mu menaiki bus yang sama denganku adalah rasa bahagia yang amat teramat meskipun ada sedikit sesak saat melihat tidak adanya lagi senyuman yang kau berikan padaku"

- jungwon 2020


— tbc .

octoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang