3. Vrhovljan Bercerita

156 12 10
                                    

Vrhovljan ; 40313, a village in Croatia.

Jujur, Lista ingin sekali merutuki dirinya. Setelah apa yang terjadi malam ini, rasanya ingin sekali semua kembali seperti semula. Menjadi seorang Lista yang ingin berlibur dan menghilang tanpa mengenal siapapun di Kroasia.

Karena Lista takut, pertemuan yang tidak disengaja dengan Brylian malah menambah rumit permasalahan yang membelitnya beberapa tahun ke belakang.

Hanya itu.

Beberapa persediaan makanan yang hampir habis memaksa Lista untuk berjalan cukup jauh pagi ini. Benar, baru sekitar beberapa hari di Kroasia bahkan Lista sudah kehabisan bahan makanan.

Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, Lista sampai di depan AgroMartin Farm Shop. Lumayan jauh, tepatnya berada di perbatasan antara Sveti Martin na Muri dengan Vrhovljan, dan berseberangan dengan sebuah pemakaman. Tapi mau bagaimana, hanya AgroMartin satu-satunya farm shop terdekat dari penginapannya.

Lista sebenarnya tipikal orang yang jarang sekali memakan olahan siap saji, ia lebih memilih membeli bahan-bahan fresh untuk diolahnya sendiri. Berbeda dengan kebanyakan traveler lain, yang lebih memilih makan di restoran atau membeli bahan kalengan.

Di Kroasia sendiri, harga barang cukup bersahabat dengan kantong para traveler dari Indonesia seperti Lista. Dengan uang sejumlah 35 HRK, Lista sudah bisa mendapatkan susu, roti dan telur di genggamannya. 1 HRK setara dengan sekitar Rp 2.300,00. Untung saja, Lista sempat untuk sekedar mencari tahu semua tentang tempat yang akan didatanginya, sedikit banyak Lista tahu berapa biaya yang akan dikeluarkannya.

Setelah berkutat dengan barang yang ia beli, akhirnya Lista keluar dari toko dengan satu kantong plastik berisi roti, susu dan telur. Memang tidak banyak, hanya ketiga barang tadi saja yang ia beli.

Ponsel yang tersimpan pada saku hoodie-nya berdering, berharap akan ada nama yang berbeda untuk pertama kalinya.

Dafina is calling...

Sayangnya, sama saja.

Malas, seperti biasa. Lagi dan lagi, mau tidak mau Lista harus menjawabnya.

"Lista,"

Lista tahu, itu bukan suara Dafina.

"Je.." sahut Lista pelan kala tahu bahwa ada suara lain yang terdengar dari seberang panggilan, "Kenapa lo ada di rumah adik gue?" lanjutnya.

"Oh, gue kira udah gak dianggap adik lagi sama lo,"  sahut orang itu dari seberang sana,"Bisa gak sih sehari aja lo gak bikin adik lo sendiri nangis?" lanjut orang itu lagi.

"Sejak kapan? Lo tau apa masalah gue sama dia?"

"Lo gak pantes ngomong begitu, Ta. Ini adik lo sendiri, gue ngerti sakit hati lo itu beralasan.."

"Gak ada yang bisa ngertiin gue selain gue sendiri, termasuk lo, Je."

"Dasar manusia aneh,"

"Terserah!"

Setelah panggilan dimatikan sepihak olehnya, Lista merasa permasalahan malah makin menjadi. Kali ini, orang yang ia panggil sebagai Je tadi, yang juga merupakan teman satu perumahannya itu mencoba berperan sebagai pahlawan di sini.

Padahal Lista pikir, tidak ada yang perlu dibela dalam permasalahan keluarganya. Tidak ada satupun orang yang berhak untuk mencampuri urusannya.

'Daddy!'

love from nowhere || brylian aldamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang