✴
Bicara tentang respon Brylian terhadap Witan hari itu, tidak ada yang perlu di ambil serius. Lempar melempar candaan memang hal lumrah, apalagi bagi Brylian sendiri.
Karena nyatanya, rasa khawatir Brylian terhadap kondisi Lista hari itu hanyalah sesuatu yang biasa. Benar, hal yang biasa. Siapa yang bisa tenang ketika orang yang dikenalnya terlihat kacau? tidak ada. Dan kemarin, meninggalkan Lista yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja seperti bukan keputusan yang tepat.
Sebentar, kenapa Brylian justru ambil pusing?
Kini kepalanya dipenuhi rasa takut. Bukan apa-apa, kekalahan laga pertama masih menghantui Brylian dan kawan-kawan. Dan esok hari, timnas Kroasia akan menjadi ujian bagi mereka semua. Brylian pikir, sejenak mengunjungi taman kota Zrinski bisa membuat pikirannya rileks.
Taman kota Zrinski tidak jauh letaknya dari Zrinski Castle, bisa dibilang berada di satu wilayah. Taman ini berjarak sekitar 1,2 km dari Mladost Stadium, Čakovec, tempat Brylian dan para punggawa timnas lainnya akan berlatih sore ini, juga venue pertandingan melawan timnas Kroasia.
Dengan setelan kaos abu-abu, celana hitam dengan jaket senada, Brylian terduduk santai di salah satu kursi tidak jauh dari sebuah bekas kayu tua yang menjadi daya tarik taman ini. Telapak tangan kanannya sudah berangsur pulih, walaupun lukanya tidak seberapa, balutan bandage itu sempat dipertanyakan oleh Coach Shin sesaat setelah tiba di Čakovec.
Plakk...
Itu David, David Maulana yang baru datang dari arah Zrinski Castle seorang diri. Menepuk tangan Brylian yang terbalut bandage, lalu duduk di sebelah Brylian tanpa rasa bersalah.
Tidak berakhlak.
"Sakit woi,"
Lupa menjelaskan, bahwa ada Arhan dan Witan juga. Tapi entah bagaimana, mereka malah pergi lumayan jauh dari tempat mereka berempat berkumpul. Sepertinya, Arhan dan Witan mengunjungi Međimurje Museum yang berada di area Zrinski Castle.
"Lagian, ngeliatin tangan melulu. Kenapa sih? biar dapet duit?"
"Ya biar apa kek gitu,"
"Tapi kok gue baru liat ini bandage?" tanya David lagi, sambil menunjuk tangan kanan Brylian.
"Iya, nyusruk sedikit."
"Oh, yang waktu beli roti gak balik-balik itu ya?"
Pertanyaan David justru mengingatkannya akan Lista, walaupun tebakan David memang benar, Brylian terlambat karena menyelamatkan Lista dari insiden hari itu.
Sesaat kemudian Brylian memicing, entah darimana David tahu tentang masalah yang membuatnya terlambat berkumpul saat itu. Dan pasti, hanya ada satu orang yang tahu tentang kejadian hari itu.
Tunggu, Brylian sebenarnya tidak ingin menaruh prasangka, walaupun tebakannya 99,9 persen adalah benar.
"Tau darimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
love from nowhere || brylian aldama
Fanfiction-ON HOLD- Mengembara, menelisik setiap jengkal langkah yang tersisa di Kroasia. Mengingat tentang cintanya yang kerap kali bertepuk sebelah tangan, tidak menjadikan Brylian kehilangan asa. Seiring waktu, ia menemukan sesuatu yang terlihat tidak bi...