MK-Lima Belas

3.7K 307 2
                                    

Sabar dan ikhlas itu sifat yang mampu menemani kehidupan kita dalam menghadapi hari-hari..

Sehari berada di rumah mertua Ros, Una tampak anteng sekali. Tak banyak bicara pun tak banyak tingkah. Ya, sebenarnya seperti inilah Una. Akan cerewet ketika kenal terdiam kala itu orang asing atau baru. Tapi ini Neneknya sendiri, mungkin karena tidak akrab dan jarang bertemu.

"Ros, Mama minta tolong kamu anterin sayur ini ke rumah Pak Dhe Fauzi. Ajak Romi sekalian." Hj. Sarifah menyuruh Ros untuk mengantarkan makanan pada Kakak Hj. Sarifah. Mereka baru saja selesai memasak untuk makan malam nanti.

Sementara anak-anak bermain dengan Ayah juga kakeknya. Una terus menempel pada Romi yang asik mengobrol pada Ayahnya--H. Taufik. Padahal Kakak-kakaknya asyik bermain.

Ros datang dengan menenteng rantang, "Yah, sama Mama suruh anter ini ke rumah Pak Dhe Fauzi." Ros menunjukkan rantangnya.

"Ikut." bukan Romi yang menyahut melainkan Una.

"Nggak usah, di rumah aja sama Kakak." ucap Ros membuat Una merengek.

"Sebentar." kata Romi mencoba untuk mengajak Una ke belakang rumah, "Ayo, liat ikan!"

Una menggeleng tegas, lalu beralih ke Ros dan meremas ujung baju yang dikenakannya.

"Nanti Mama belikan es krim, deh." bujuk Ros membuat Una mengangguk. Perlahan Una mengendurkan remasannya.

"Ayo, Yah!"

Akhirnya mereka pun pergi dengen mengendarai motor manual milik H. Taufik, tapi baru keluar perkarangan Una menangis dengan berlari lalu meleseh di halaman.

"Ikut!!" pekik Una dengan kaki dihentak-hentakkan.

Ros menyuruh Romi berhenti, "Ya udah, Una diajak aja." kata Ros dengan beranjak turun lalu menghampiri Una yang masih menangis, bahkan kencang.

"Ayo!" Ros mengulurkan tangannya.

Una menggeleng lalu menunjuk ke arah Romi. "Ayah.."

"Ayah, anaknya." panggil Ros untuk mengurusi Una. Romi pun menurut setelah mematikan mesin motornya. Lantas kemudian menghampiri Una.

"Ayo!" Una menggeleng kembali dengan menunjuk ke arah motornya.

"Moto-nya sini." ujar Una menghentikan tangisannya sejenak.

Romi menghembuskan napasnya, lalu menuruti kemauan Una. Begitu sudah dituruti kemauannya, baru kemudian Una mau ikut dengan duduk di tengah antara Romi dan Ros.

"Cucunya Bu Sarifah." gumam Romi gemas membuat Ros terkekeh mendengarnya.

"Mau kemana, sih, dek?" tanya Ros menundukkan kepalanya melihat Una yang tampak diam menikmati hembusan angin dan pemandangan.

"Beli es kim." jawab Una menyahut.

Ros terkekeh, "Kata siapa beli es krim?"

"Ayah." Una berujar dengan menunjukkan jarinya ke Romi.

Ros pun memberitahukan pada Romi yang mungkin tidak terdengar, Romi pun tertawa pelan.

"Kapan ngomongnya, eh?" kata Romi terkekeh.

"Nggak tau, tuh."

"Ayah nggak bawa uang." kata Ros mencari reaksi Una.

"Ya, pulang dulu kan. Telus kan ambil uang, telus beli es kim." sahut Una.

Pintarnya

"Tuh, dengerin Yah. Kalau nggak bawa uang suruh pulang dulu." terang Ros memberitahu.

Monster Kesayangan | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang