MK - Tiga

17.9K 1.3K 168
                                    

Berkumpul dengan keluarga adalah cara untuk mempererat hubungan antara satu dengan yang lainnya

MK—Tiga

.

Usai maghrib, keluarga Romi makan bersama. Sesuai permintaan Ros membeli lauk kesukaan anak-anaknya. Semua menyukai ayam. Ya, itulah yang dibeli Romi. Seekor ayam bakar. Khusus Una beda.

Skylar makan sendiri, Silmi disuapi ayahnya. Sementara Una disuapi ibunya. Sebelumnya Ros sudah membagi rata ayam tersebut. Una dibelikan yang berbeda--karena otak ayam dia suka. Ayam yang dibumbu kecap. Sementara yang lainnya, ayam bakar. Bagian sempol untuk Silmi dan Skylar, bagian dada untuk Romi dan Ros.

"Anak ayam, Mama," pinta Una setelah menerima suapan. Yang dimaksud Una itu otak ayam, suka-suka Una saja. Dibenarkan pun yang ada malah marah-marah. Berakhir tidak mau makan.

Ros menuruti kemauan Una, menyuapi otak ayam. Tak tertinggal dengan nasinya.

"Udah, Yah," ujar Silmi, sepertinya sudah merasa kenyang. Sebenarnya jarang Silmi disuapi, sebab lama sekali untuk Silmi hanya sekedar makan saja. Jadi, Romi berinisiatif untuk menyuapinya.

"Ini masih ada." Silmi menggeleng. "Ya udah, minumnya ambil sendiri, ya."

Berbeda dengan Una yang kini merengek. "Anak ayam, Mama."

"Habis."

"Gak oleh abis."

"Udah nggak ada, Adek."

Romi menimbrung. "Ini mau?" mengangkat bagian dada ayam.

Una menoleh ke arah sang Ayah lantas menggeleng, tidak sama bentuknya jelas beda. "Anak ayam!" dengan menggaruk kepalanya.

Ros langsung menatap Romi. "Ini tadi beli berapa?"

"Dua, adanya cuma itu aja."

Ros beralih lagi ke Una. "Besok masak sendiri, ya."

Akhirnya Una mengangguk masih dengan garuk-garuk kepala, karena kepedasan. Tapi ia suka. Asalkan ayam. Pasti tidak bisa menolak. Lucunya ketika dibayangkan.

***

"Soimah." ejek Skylar pada Una. Saat mereka sedang berada di ruang televisi, menonton film tentu saja. Karena Una tidak bisa berhenti bertingkah, ada saja yang dilakukannya itu.

"Mama."

"Apa?"

Dengan bibir cemberut Una menyahut, "Abang bilang Una, Soimah."

Lainnya tergelak tapi Ros menahannya. "Bukan Soimah, Bang." se-simple itu menanggapinya, setidaknya Una mendapat sahutan cukup. Seperti itulah anak kecil, ia hanya butuh perhatian saja.

"Nanti dikasih jamu bawang, ya." katanya lagi. Ros mengangguk.

Silmi tiba-tiba memeluk adiknya itu dan mencium dengan gemas. Sontak Una langsung merengek. Mengusap bekas ciuman Silmi.

"Mama, Akak cium-cium."

"Emangnya kenapa? Kan kak Silmi cuma cium aja."

"Bedaknya ilang." Una menghampiri ibunya sembari menangis, padahal juga tidak mandi. Eits, tapi bedaknya tidak pernah tertinggal dong. Una bisa pakai bedak sendiri. Dia itu tak mau dicium karena takut bedaknya hilang, sama siapapun itu.

"Una plokoto," dengus Skylar merasa gemas dengan adiknya yang berlebihan itu.

"Sini sayang, Mama ganti." Ros menempelkan pipinya pada pipi Una.

Monster Kesayangan | RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang